Dear Mika,
Hai Mik, kamu
masih ingat aku? Aku Lenna , sahabat kecil mu dulu sewaktu kita tinggal bersama
di Bandung. Sampai akhirnya kamu harus pindah kota. Jujur, 3 tahun belakangan ini aku merindukan mu. Aku
berusaha untuk mencari dimana keberadaan mu, sampai akhirnya aku menemukan mu
di Bali, tepatnya Denpasar. Apa kabar mu di sana? Mik, kapan kamu akan bertemu
dengan ku? Aku ingin melihat mu kembali dengan sejuta keceriaan mu.
Mik, aku punya
berita bagus untuk mu. Mungkin sebulan lagi aku akan menyusul mu ke Bali. Keluarga
ku mengajak ku berlibur di Kota mu, gimana? Hebat bukan?
Tunggu aku ya…
Salam
Kangen,
Lenna
Sebuah
surat menghampiri nya di pagi ini. Tapi ada satu hal yang janggal dalam
hatinya. Entah itu apa tapi dia mencoba
untuk menyembunyikannya.
Kabar
bahagia itu kini di baginya bersama kedua orang tuanya. Lenna adalah sahabat
nya dari mereka masih bermain di Taman Kanak-kanak. Tapi, ketika mereka
menduduki bangku SMA, Mika harus pindah ke Bali, karena orang tuanya pindah
tugas Dinas.
“Aku
yakin Lenna akan bertambah cantik sekarang, tidak seperti aku yang tetap
memiliki wujud seperti anak laki-laki.” Ungkapnya ketika menceritakan
kedatangan Lenna kepada kedua orang tuanya. Ayah dan Bunda nya hanya tersenyum
tipis lantaran mereka asik dengan kesibukannya masing-masing.
“Aku
heran, kenapa kalian begitu payah. Aku kan hanya ingin berbagi kabar bahagia.” Dengan
lagaknya yang penuh sentiment. Kemudian dia berjingkrak-jingkrak sendiri sambil
menari dengan sangat payah dan tak ber-irama dengan benar.
“Bukannya
Mika yang payah? Ayah sih gak ngerasa.” Sambil meneguk kopi yang kini di
genggam nya. “Bunda sama sekali gak payah loh..” timpal sang Bunda.
“Oh
ya, nanti Lenna mau Mika ajak keliling Bali boleh gak? Mika kan udah dapet SIM
C .” sahut gadis kecil itu dengan riang.
“Pamer
nih anak ayah?” ledek ayah nya dengan diikuti gelak tawa mereka. Suasana di
rumah itu terlihat begitu ramai dan hangat, tapi Mika mulai menyadari bahwa
keganjalan itu ada pada dirinya. Bagaimana mungkin mereka akan bertemu
sedangkan Mika masih tetap memiliki sifat seperti laki-laki. Dari ujung rambut
sampai ujung kaki tak terlihat sosok anak gadis di dalam dirinya.
“Bun,
Mika boleh gak di ajarin dandan sama Bunda. Ehmb, biar Lenna kagum gitu bun. Lagian
Mika juga mau punya pangeran, kayak di film-film gitu bun.” Tanya nya pada sang
Bunda yang sibuk merapikan tatanan rambutnya.
“Halah,
kamu. Pegang sisir aja masih gak bener, gimana mau dandan? Emang nya pangeran
yang mau sama kamu siapa? Pangeran kodok? Atau pangeran Monyet?” Mika sama
sekali tidak menghiraukan ucapan Bundanya. Dia malah asyik sendiri dengan majalah
kecantikan milik Bunda nya.
Segala
jenis Make-up milik bundanya di jabarkan. Dari lipstick, eye shadow, eye liner,
mascara, hingga pernak-pernik yang bisa menyulap dia menjadi 100% gadis yang
menarik dan anggun di gunakan nya.
“Ah,
aku gak pernah berniat ngelakuin ini, tapi
aku tahu Lenna sangat mengharapkan perubahan ku.” pikirnya. Tanpa sadar
dia mulai beraksi di depan cermin. Menggunakan pelembab muka, bedak, dan lain
sebagainya. Mungkin benar, mika bukan di takdirkan untuk menjadi seorang gadis
yang indah , melainkan di takdirkan untuk menjadi seorang gadis yang sangat
konyol.
Jelas
saja, segala make-up yang digunakannya tidak bereaksi dengan maksimal. Bukan merubah
penampilan nya menjadi elegan, justru merubah penampilannya menjadi buruk. “Bundaaaaaaaaaaaaaa…….”
Teriak nya panjang.
Dari
balik pintu sang Bunda tertawa dengan sangat keras. Putrinya kini berubah
menjadi badut yang sangat lucu. “Bunda bilang juga apa? Kalau memang gak bisa
menggunakan make-up lebih baik diam saja.” Ledek bundanya.
“Bun,
mungkin gak ya Mika bisa secantik Lenna?” tanya nya dengan kesal.
“Kenapa
ingin seperti Lenna?”
“Bun,
Lenna selalu dipuji orang karna dia cantik, surat yang mengatakan bahwa dia
akan ke Bali membuat Mika jadi ingin berubah. Mika gak mau jadi mika yang dulu,
Mika ingin membuat Lenna takjub bun.” Ucapnya.
Tangan
sang Bunda mengambil Tisue basah dan membersihkan make-up di wajah Mika dengan
sangat lembut. Kemudian perlahan sang Bunda merubah penampilan Mika menjadi
sangat cantik. “Kalau seperti ini bagaimana?” kata sang Bunda ketika
memperlihatkan wajah Mika ke depan cermin.
Mika
begitu sangat senang lantaran melihat sosok dirinya yang penuh dengan
keanggunan. “Satu lagi, Bunda ada sesuatu untuk mu.” ucap sang Bunda dan
kemudian pergi dari hadapan Mika.
Terlihat
sang Bunda dengan sebuah baju yang indah, mungkin itu dress, pikir Mika.
“Jika
memang surat itu yang membuat mu harus berubah, bunda yakin dress ini akan
merubah seluruh penampilan mu.” ucap sang Bunda dengan segaris senyum di
pipinya.
Kedatangan
Lenna,
Dear Mika,
Mika, aku akan
pergi ke Bali 2 hari lagi. Tolong persiapkan semuanya ya, hehehe.. oh ya Mik,
aku dengar dari orang tuamu kamu merubah penampilan mu demi membuat ku takjub
ya? Mika sayang, kamu so sweet banget sih.,
Mik, aku gak
sabar mau ketemu sahabat terbaik aku, aku juga gak sabar mau melihat penampilan
kamu. Kamu pasti akan sangat cantik, kamu luar biasa mik. Aku salut sama kamu.
Next time kalo
aku udah nyampe di Bali kita seneng-seneng ya ,, bya mika ..
Salam
persahabatan,
Lenna
“2
hari lagi? Oh my God.” Pekik Mika. Dia sangat terkejut. Bukankah kurang lebih 2
minggu Lenna akan ke Bali. Penampilan Mika belum sempurna sesuai keinginan
Lenna. Tapi dia berharap Lenna tidak sadar akan semua itu.
“Aku
berharap lenna akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal gila yang di
rencanakannya.” Batinnya dalam hati.
Hari
ini Mika bersiap-siap menunggu kedatangan Lenna, sahabat nya. Tapi hingga sore
ini Lenna tak kelihatan batang hidung nya. Mika mulai khawatir.
“Kira-kira
satu jam lagi.” Celetuk Ayah nya dari belakang. Ternyata ayah dan bunda nya
memperhatikan gerak-gerik Mika yang sedang cemberut menunggu kedatangan Lenna. “Ayah…”
timpalnya.
“Itu
mobil Lenna..” teriak Mika dengan sangat gembira. Mika terlihat sangat kaget
ketika melihat sahabatnya turun dengan kursi roda. Air mata Mika jatuh tanpa
dia sadari. “Len.. lenna..?” ucapna
dengan terbata-bata.
“Hay
Mik…” sahut lenna dengan nada Bahagia. “kenapa menangis?” tanyanya kembali.
Mika langsung memeluk Lenna. “Kenapa harus kursi roda?” tanya Mika dalam
pelukan Lena. “Tidak bisa aku jelaskan.” Sahutnya.
Mika
menghapus air matanya perlahan, Lenna hanya mampu tersenyum tipis melihat Mika
yang begitu cantik hari ini. Dengan menggunakan Dress dan make-up natural di
wajahnya. “Kamu cantik sekali mika..” kata
Lenna kagum.
Beberapa
setelah basa-basi Lenna menceritakan maksud dan tujuannya datang ke Bali untuk
menemui Mika. Dia datang ke Bali hanya untuk berpamitan kepada Mika. Semua rencana
yang di buat Lenna dalam surat nya palsu. Dia berharap agar Mika mau bertemu
dengannya. Dia akan pergi ke luar negri untuk berobat. Penyakit Kanker membuat
nya tidak berdaya, bahkan untuk berjalan pun tak mampu.
“Jadi
kamu… kamu bohongin aku? Aku gak tau harus bilang apa Len. Aku.. aku turut
sedih liat kondisi kamu. Aku berdoa untuk kesembuhan kamu.” Kata Mika dengan
penuh isak tangis kepedihan. “Aku pasti akan menemui mu lagi Mik.” Jawabnya.
Lenna
hanya menginap satu hari di rumah Mika, pagi-pagi sekali mereka pergi dari
rumah itu. Mika sangat mengharapkan kesembuhan sahabat nya. Dia tahu bagaimana
sakit yang dirasakan oleh sahabat terbaiknya.
“Tuhan
pasti akan memberi mu kesembuhan.” Doanya.