DALAM INGATAN

Setiap bayangan, tertetes air mata.
Mungkin dapat aku akhiri dengan sebuah senyuman atau rujukan, tapi tak lagi.
Ingatan ku selalu terbayang pada penantian, menekankan pada ketakutan.
Pergi walau tanpa ikatan, namun kembali hanya dengan sebuah nama.

Aku nikmati dalam setiap hal terburuk yang pernah ku jalani.
Mengerti dan perduli pada satu kepastian dan merekalah yang menenggelamkannya.
Nikmati setiap alur yang aku rasakan, itulah aku dalam bayangan.
Berputar dan terbang, seperti bebas tanpa terhalangi.

Ciptakan keindahan pada hati, namun tercampakkan.
Berikan ketulusan pada mereka yang mengerti, tapi terbatasi.
Dan ku lemparkan kemarahan pada setiap batin, lalu mereka akan bertanya mengapa ?
 Aku mengerti, setiap hal tak mudah tuk ku jalani.
Aku mengerti, hidupku akan sangat berarti jika aku yang mengartikannya.

FREEDOM

Cerita dalam lara, adalah cerita bagi seorang dara.
Hai malaikat dunia yang terindah, aku santunkan kasihku yang telah lama menghilang.
Jemari tak mungkin lagi dapat aku satukan, tanpa satu hati yang saling bersentuhan.
Relakan setiap pedih kesakitan, ucapkan selamat tinggal kepada sang berduka.

Kenangan indah wahai sang malaikat, sampaikan sejuta salam kehangatan.
Mengukir air mata pada selembar kain, mungkin kini hanya tinggal cerita.
Dalam kekosongan dan kesunyian, seribu jera menghampiri dalam setiap kegelisahan.
Wahai sang pujangga, jangan ratapi angan mu untuk mencapai kebahagiaan.
Terdahulu bagi seorang peri kecil, terdahulu bagi sebuah perisai hati.

Kepakkan sayap mu hingga tinggi, dalam lorong aku akan datang mencari.
Simpanlah dalam sebuah peti suri, maka aku akan membawa nya menuju surgawi.

Bilamana aku terbangun dalam mimpi, kenangan dalam setiap baris aku akhiri.

DENGAN SEGALANYA

Waktu akan terus berputar. Seiring dengan berjalannya waktu, aku ingin seseorang akan tetap berada di sisiku meski waktu itu telah berheni tuk berputar. Aku akan selalu setia, setia pada satu hati, setia pada satu cinta dan kesetiaanku taj akan pernah berubah karna waktu tak mungkin berjalan mundur.

Melodi bukan hanya ada pada setiap lagu. Melodi juga aka nada pada setiap perjalanan dari kisah kita. Cinta kita seperti melodi, dengan not yang berlagu dengan indah. Meskipun terkadang akan ada nada tinggi dan rendah, namun itulah kesempurnaan.

Dalam tragedi kita melukiskan sebuah sejarah yang akan menjadi kisah dari beberapa peristiwa.

Kenanglah aku dalam setiap kesedihanmu,
Kenanglah aku dalam laramu,
Kenanglah aku dalam senyum tawa canda mu,
Kenanglah aku di dalam hidup mu,
dan cintai aku dengan nafasmu.

Kedamaian yan kurasakan tak kan pernah berujung pada suatu keterpurukan. Aku dengan segenap ingatan ku, memetik satu bintang dank u bawa berlari hingga jauh. Entah perasaan ku akan hilang, jatuh ataupun tenggelam, hanya aku dan bintang ku yang mengetahuinya.



Aku tanpamu, seperti aku dalam lautan debu. Aku tanpa mu seperti aku dalam kebisingan kota. Meski mencoba berada dalam setiap keramaian, tapi hanya mampu tuk terdiam dan membisu. Aku tanpamu bagaikan rumput, bergoyang di tiup angin, basah karena hujan dan mati tanpa di pedulikan.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA

Semangat perjuangan..
Semangat untuk kemerdekaan ..
Kini telah kita raih..
Segala cita-cita dan upaya..

Garuda lambang Negara kita..
Merah dan putih bendera kita..
Membangun Indonesia..
Membangun Persatuan dan Kesatuan dalam diri kita..

17 Agustus 1945
Hari Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia..
DIrgahayu Repulik Indonesia ke-68
Wujudkan Indonesia yang bebas KKN..

Korupsi , Kolusi dan Nepotisme..

Sepucuk Surat Lenna

Dear Mika,

          Hai Mik, kamu masih ingat aku? Aku Lenna , sahabat kecil mu dulu sewaktu kita tinggal bersama di Bandung. Sampai akhirnya kamu harus pindah kota. Jujur,  3 tahun belakangan ini aku merindukan mu. Aku berusaha untuk mencari dimana keberadaan mu, sampai akhirnya aku menemukan mu di Bali, tepatnya Denpasar. Apa kabar mu di sana? Mik, kapan kamu akan bertemu dengan ku? Aku ingin melihat mu kembali dengan sejuta keceriaan mu.
          Mik, aku punya berita bagus untuk mu. Mungkin sebulan lagi aku akan menyusul mu ke Bali. Keluarga ku mengajak ku berlibur di Kota mu, gimana? Hebat bukan?
          Tunggu aku ya…


                                                                                      Salam Kangen,
Lenna


                Sebuah surat menghampiri nya di pagi ini. Tapi ada satu hal yang janggal dalam hatinya.  Entah itu apa tapi dia mencoba untuk menyembunyikannya.
                Kabar bahagia itu kini di baginya bersama kedua orang tuanya. Lenna adalah sahabat nya dari mereka masih bermain di Taman Kanak-kanak. Tapi, ketika mereka menduduki bangku SMA, Mika harus pindah ke Bali, karena orang tuanya pindah tugas Dinas.
                “Aku yakin Lenna akan bertambah cantik sekarang, tidak seperti aku yang tetap memiliki wujud seperti anak laki-laki.” Ungkapnya ketika menceritakan kedatangan Lenna kepada kedua orang tuanya. Ayah dan Bunda nya hanya tersenyum tipis lantaran mereka asik dengan kesibukannya masing-masing.
                “Aku heran, kenapa kalian begitu payah. Aku kan hanya ingin berbagi kabar bahagia.” Dengan lagaknya yang penuh sentiment. Kemudian dia berjingkrak-jingkrak sendiri sambil menari dengan sangat payah dan tak ber-irama dengan benar.
                “Bukannya Mika yang payah? Ayah sih gak ngerasa.” Sambil meneguk kopi yang kini di genggam nya. “Bunda sama sekali gak payah loh..” timpal sang Bunda.
                “Oh ya, nanti Lenna mau Mika ajak keliling Bali boleh gak? Mika kan udah dapet SIM C .” sahut gadis kecil itu dengan riang.
                “Pamer nih anak ayah?” ledek ayah nya dengan diikuti gelak tawa mereka. Suasana di rumah itu terlihat begitu ramai dan hangat, tapi Mika mulai menyadari bahwa keganjalan itu ada pada dirinya. Bagaimana mungkin mereka akan bertemu sedangkan Mika masih tetap memiliki sifat seperti laki-laki. Dari ujung rambut sampai ujung kaki tak terlihat sosok anak gadis di dalam dirinya.
                “Bun, Mika boleh gak di ajarin dandan sama Bunda. Ehmb, biar Lenna kagum gitu bun. Lagian Mika juga mau punya pangeran, kayak di film-film gitu bun.” Tanya nya pada sang Bunda yang sibuk merapikan tatanan rambutnya.
                “Halah, kamu. Pegang sisir aja masih gak bener, gimana mau dandan? Emang nya pangeran yang mau sama kamu siapa? Pangeran kodok? Atau pangeran Monyet?” Mika sama sekali tidak menghiraukan ucapan Bundanya. Dia malah asyik sendiri dengan majalah kecantikan milik Bunda nya.


                Segala jenis Make-up milik bundanya di jabarkan. Dari lipstick, eye shadow, eye liner, mascara, hingga pernak-pernik yang bisa menyulap dia menjadi 100% gadis yang menarik dan anggun di gunakan nya.
                “Ah, aku gak pernah berniat ngelakuin ini, tapi  aku tahu Lenna sangat mengharapkan perubahan ku.” pikirnya. Tanpa sadar dia mulai beraksi di depan cermin. Menggunakan pelembab muka, bedak, dan lain sebagainya. Mungkin benar, mika bukan di takdirkan untuk menjadi seorang gadis yang indah , melainkan di takdirkan untuk menjadi seorang gadis yang sangat konyol.
                Jelas saja, segala make-up yang digunakannya tidak bereaksi dengan maksimal. Bukan merubah penampilan nya menjadi elegan, justru merubah penampilannya menjadi buruk. “Bundaaaaaaaaaaaaaa…….” Teriak nya panjang.
                Dari balik pintu sang Bunda tertawa dengan sangat keras. Putrinya kini berubah menjadi badut yang sangat lucu. “Bunda bilang juga apa? Kalau memang gak bisa menggunakan make-up lebih baik diam saja.” Ledek bundanya.
                “Bun, mungkin gak ya Mika bisa secantik Lenna?” tanya nya dengan kesal.
                “Kenapa ingin seperti Lenna?”
                “Bun, Lenna selalu dipuji orang karna dia cantik, surat yang mengatakan bahwa dia akan ke Bali membuat Mika jadi ingin berubah. Mika gak mau jadi mika yang dulu, Mika ingin membuat Lenna takjub bun.” Ucapnya.
                Tangan sang Bunda mengambil Tisue basah dan membersihkan make-up di wajah Mika dengan sangat lembut. Kemudian perlahan sang Bunda merubah penampilan Mika menjadi sangat cantik. “Kalau seperti ini bagaimana?” kata sang Bunda ketika memperlihatkan wajah Mika ke depan cermin.
                Mika begitu sangat senang lantaran melihat sosok dirinya yang penuh dengan keanggunan. “Satu lagi, Bunda ada sesuatu untuk mu.” ucap sang Bunda dan kemudian pergi dari hadapan Mika.
                Terlihat sang Bunda dengan sebuah baju yang indah, mungkin itu dress, pikir Mika.
                “Jika memang surat itu yang membuat mu harus berubah, bunda yakin dress ini akan merubah seluruh penampilan mu.” ucap sang Bunda dengan segaris senyum di pipinya.
               

Kedatangan Lenna,


Dear Mika,

          Mika, aku akan pergi ke Bali 2 hari lagi. Tolong persiapkan semuanya ya, hehehe.. oh ya Mik, aku dengar dari orang tuamu kamu merubah penampilan mu demi membuat ku takjub ya? Mika sayang, kamu so sweet banget sih.,
          Mik, aku gak sabar mau ketemu sahabat terbaik aku, aku juga gak sabar mau melihat penampilan kamu. Kamu pasti akan sangat cantik, kamu luar biasa mik. Aku salut sama kamu.
          Next time kalo aku udah nyampe di Bali kita seneng-seneng ya ,, bya mika ..

                   Salam persahabatan,
Lenna


                “2 hari lagi? Oh my God.” Pekik Mika. Dia sangat terkejut. Bukankah kurang lebih 2 minggu Lenna akan ke Bali. Penampilan Mika belum sempurna sesuai keinginan Lenna. Tapi dia berharap Lenna tidak sadar akan semua itu.
                “Aku berharap lenna akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal gila yang di rencanakannya.” Batinnya dalam hati.



                Hari ini Mika bersiap-siap menunggu kedatangan Lenna, sahabat nya. Tapi hingga sore ini Lenna tak kelihatan batang hidung nya. Mika mulai khawatir.
                “Kira-kira satu jam lagi.” Celetuk Ayah nya dari belakang. Ternyata ayah dan bunda nya memperhatikan gerak-gerik Mika yang sedang cemberut menunggu kedatangan Lenna. “Ayah…” timpalnya.
                “Itu mobil Lenna..” teriak Mika dengan sangat gembira. Mika terlihat sangat kaget ketika melihat sahabatnya turun dengan kursi roda. Air mata Mika jatuh tanpa dia sadari. “Len.. lenna..?”  ucapna dengan terbata-bata.
                “Hay Mik…” sahut lenna dengan nada Bahagia. “kenapa menangis?” tanyanya kembali. Mika langsung memeluk Lenna. “Kenapa harus kursi roda?” tanya Mika dalam pelukan Lena. “Tidak bisa aku jelaskan.” Sahutnya.
                Mika menghapus air matanya perlahan, Lenna hanya mampu tersenyum tipis melihat Mika yang begitu cantik hari ini. Dengan menggunakan Dress dan make-up natural di wajahnya. “Kamu cantik sekali mika..”  kata Lenna kagum.
                Beberapa setelah basa-basi Lenna menceritakan maksud dan tujuannya datang ke Bali untuk menemui Mika. Dia datang ke Bali hanya untuk berpamitan kepada Mika. Semua rencana yang di buat Lenna dalam surat nya palsu. Dia berharap agar Mika mau bertemu dengannya. Dia akan pergi ke luar negri untuk berobat. Penyakit Kanker membuat nya tidak berdaya, bahkan untuk berjalan pun tak mampu.
                “Jadi kamu… kamu bohongin aku? Aku gak tau harus bilang apa Len. Aku.. aku turut sedih liat kondisi kamu. Aku berdoa untuk kesembuhan kamu.” Kata Mika dengan penuh isak tangis kepedihan. “Aku pasti akan menemui mu lagi Mik.” Jawabnya.
               

                Lenna hanya menginap satu hari di rumah Mika, pagi-pagi sekali mereka pergi dari rumah itu. Mika sangat mengharapkan kesembuhan sahabat nya. Dia tahu bagaimana sakit yang dirasakan oleh sahabat terbaiknya.

                “Tuhan pasti akan memberi mu kesembuhan.” Doanya.

KENANGAN TERINDAH

Mungkin hanya sebatas rindu yang dia miliki. Mungkin hanya sebatas angin malam yang dia rasakan. Tepat 1 tahun setelah kejadian mengerikan itu, saat kekasih nya pergi untuk selamanya.
          Dalam setiap hembus nafasnya akan ada seuntai kenangan dan selembar kehidupan kecil yang bahagia, yang pernah dia alami dulu sebelum kini menjadi sebuah kenangan. Kenangan yang menyimpan banyak hal indah, kenangan yang menyimpan sejuta perasaan dan kenangan yang menyimpan cinta.
          “Tepat satu tahun..” ucapnya perlahan. Sahabat yang menemaninya menoleh padanya dengan penuh rasa iba. “Udahlah Cik, semua udah berlalu. Kamu gak mungkin selamanya hidup dalam baying-bayang Dimas.” Sahutnya.
          Cika tak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Kenangan nya semakin hari semakin dia rindukan. Terlebih lagi saat mereka merayakan hari jadi mereka yang ke 3 tahun. Teringat ucapan Dimas yang selalu bergema di telinga Cika. Tapi dia hanya mampu menutupi luka hatinya. Dan hanya Raisa, sahabat nya yang mengetahui dirinya.

1 tahun yang lalu

          Malam itu terasa indah bagi mereka berdua. Cika dan  Dimas. Tepat di hari jadi mereka yang ke 3 tahun. Dimas menyiapkan segala sesuatu nya. Dari hal yang terkecil hingga hal yang paling romantic yang akan dia tunjukkan pada gadis nya, Cika.
          “Dim, kita akan kemana ?” ungkap Cika ketika Dimas menutup matanya dengan kain hitam dan perlahan menuntun Cika menuju sebuah taman yang telah di setting demikian rupa.
          “Aku yakin, kamu nanti akan suka. Kamu ikuti saja kemana langkahku akan membawa mu pergi.” Jawabnya.
          Beberapa menit kemudian tampak udara malam yang begitu dingin, Cik hanya bisa meringis dan menggenggam tangan Dimas dengan erat. Dimas menyadari akan hal itu. “Sabar ya sayang, nanti akan ada kejutan untukmu. Aku janji tidak akan membuat mu kecewa.”
          Tiba saatnya di sebuah taman. Dimas membuka kain yang menutup mataku secara perlahan. “Hitungan ketiga buka mata ya..” ucapnya.
          Betapa indah nya malam ini. Lilin-lilin melingkariku dan membentuk lambang cinta, meja yang dihias sangat rapi, hingga kembang api yang saling bersahutan di atas langit indah menambah suasana romantic yang pernah aku alami.
          “Dim, kamu.. kamu yang nyiapin semua ini?” tanyaku sedikit tak percaya. Indah sekali, sulit untuk ku percaya malam ini terjadi begitu special. “Ada satu hal lagi Cik, tapi aku sedikit ragu.” Timpal nya.
          “Hemb.. apa?”ucap ku penasaran.
          Dengan sedikit gugup dia mengeluarkan sesuatu dalam saku kemeja nya. Mungkin itu…
          Dalam hitungan menit Dimas beesujud di bawah Cika dan mengambil tangan Cika, “Would you marry me? I love you for all my heart. I would u be my wife. We can life forever, always be together, would you?”
          Seperti di setrum rasanya. Aku mengangguk perlahan dan Dimas tersenyum bahagia. Dia memasangkan cincin itu di jari Cika dengan penuh rasa cinta. Hari ini terasa special buat mereka berdua.

          Hal lain yang terjadi saat itu, mobil  mereka mengalami kecelakaan. Mereka menabrak sebuah truk yang berlawanan arah dengan mobil Dimas. Dimas tak dapat menyelamatkan diri, Cika berhasil keluar dari mobil itu setelah berusaha dengan susah payah. Tak ada orang lain disana selain mereka . beberapa saat mobil Dimas meledak, Dimas berada di dalam mobil itu.
          Begitu perih hati Cika akan kejadian itu, dia tak mampu untuk berkata-kata. Malam yang begitu indah berganti menjadi malam yang begitu mengerikan. Dimana pada hari itu adalah hari dimana dia harus kehilangan Dimas, kekasih nya.

***

          “Cik, hal yang kita takuti terkadang memang telah terjadi, tapi kamu harus yakin, dimas akan selalu hidup dalam hati mu, dimas akan selalu menjadi malaikat untuk mu. Percayalah, Kalian akan bertemu kembali, mungkin kamu harus mengikhlas kan kepergiannya.” Raisa mencoba untuk menghibur Cika.

          Nasi memang sudah menjadi bubur, yang tak mungkin dapat di rubah kembali. yang harus kita lakukan hanyalah mencoba untuk ikhlas dan pasrah. 

MEMETIK BINTANG

           Bintang, bisakah kau menunjukkan sesuatu yang indah padaku. Hai Bulan , dapatkah kau pancarkan cahaya mu pada hatiku. Kekuatan akan cinta itu yang aku mau. Aku hidup selalu dalam kegelisahan, tanpa cahaya terang yang mampu menyejukkan hatiku. Tanpa adanya kasih sayang dari seseorang yang aku inginkan.
            Elika, itu namaku. Aku anak pertama dan tak memiliki saudara. Ayah dan ibuku tak pernah peduli padaku, sekalipun aku anak kandung mereka. Mereka terlalu sibuk atas pekerjaan mereka. Ya inilah, ya itulah, keluar kotalah, keluar negri lah, dan aku hanya bisa menonton televisi usai sekolah. Yang merawat ku hanya bibik.
            Mungkin saja aku salah satu orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Kehidupan ku tak lebih dari seorang anak yang broken home.
            “El, lusa mama akan pergi ke Ausie, karna ada meeting penting dari clien mama. Kamu di rumah saja ya. Mungkin…” ungkapnya dengan nada yang datar. Tak pernah memikirkan bagaimana perasaanku saat dia katakan akan pergi ke Ausie, dan pergi tanpa AKU, anaknya. Bergegas aku berlari menaiki tangga dan meninggalkan Mama yang masih belum sempat menyelesaikan separuh kalimat nya.
          “Mama sama Papa sama aja, tak pernah ada untuk ku, aku seperti anak tiri yang tak pernah di perhatikan.” Ucap ku terus berlari. Tak peduli apa jawabnya.

Ambilkan bulan bu..
Ambilkan bulan bu..
Yang selalu bersinar di langit..
Di langit bulan menderang..
Cahya nya sampai ke bintang..
Ambilkan bulan bu..
Untuk menerangi, tidur ku yang lelap..
Di malam gelap….

            Penggalan lirik itu aku perhatikan sambil terus menangis. Isak tangis yang tak dapat aku hentikan, Lusa aku akan kembali sendiri di rumah. Ya… sendirian.


***

            Malam ini terasa sangat dingin bagiku, tapi aku tetap berjalan ke taman. “Akan ku lihat bintang teindah di sana.” Pikirku sambil terus berjalan.
            Aku terdiam sejenak, ‘ada yang mengikutiku’, batinku. Langkah ku semakin cepat, degup jantung ku juga semakin lama semakin tak menentu. “Siapapun itu tolong jangan mengikutiku.” Teriak ku dan menoleh ke belakang. Tak ada siapa pun di sini selain aku dan udara yang dingin. Apa aku hanya menghayal? Tapi  rasa-rasanya memang ada yang mengikutiku. Aku memandangi keadaan sekeliling, tapi tak kutemukan sesuatu yang mencurigakan.
            Ah.. mungkin hanya perasaan ku saja, pikirku. Aku kembali melanjutkan langkaku, tapi sesuatu terasa berjalan mengikutiku kembali. dengan cepat aku menoleh kebelakang. Ehmb, aneh, mungkin aku harus berlari dan menjauh dari tempat ini, dan ketika aku berbalik ada seseorang di hadapanku tengah tersenyum padaku. “PAPA?” pekik ku.
            “Anak nakal, malam-malam begini masih bisa keluyuran. Syukur yang mengikuti mu Papa, kalau orang jahat bagaimana?” katanya sambil tertawa.  “Tidak lucu.” Kataku dan beranjak pergi meninggalkan laki-laki yang kusebut papa.
           

***

            Aku ingin memetik bintang di atas sana. Merasakan keindahannya dan keabadiannya. Hanya bintang yang mampu lengkapi cahaya dalam hatiku.
            Hari ini Mama dan Papa akan berangkat ke Ausie. Selama seminggu aku akan ditinggalkan di sini. Tapi aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti ini, jadi tak masalah bagiku. Sekalipun selamanya aku akan tetap tidak peduli. Bintang akan selalu menemani ku.
           

            “Pesawat Mama dan Papa akan terbang jam berapa?” tanya ku ketika mereka akan beranjak menaiki mobil dan pergi ke bandara.  “2 jam dari sekarang sayang.” Jawab Mama. Kemudian mama memelukku dan memberiku sesuatu.
          
  “Bintang?”  ucap ku. “Bintang ini akan menemani mu di sini, selama mama dan papa pergi. Mama harap kamu mau menjaga bintang kecil ini. Mama berikan ini padamu karna mama percaya kamu akan merawat bintang ini dan menyayangi bintang ini. Elika, mama sayang kamu, mama mau kamu mengerti akan kesibukan mama. Ini semua mama lakukan untuk masa depan mu. Kamu anak mama satu-satunya. Percayalah sayang, suatu saat nanti kita akan pergi bersama. Mama janji akan mengajak mu ke bukit bintang. Tempat dimana kamu bisa melihat bintang sepuas hatimu.” Ucap nya dengan nada penuh rasa.

 “Apa mama memetik bintang ini untuk ku?”
“Iya, dan nanti akan ada banyak bintang yang akan kamu petik dengan tangan mu sendiri. El, mama dan papa harus pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik.” Balasnya.
“Aku pasti akan merindukan mama.”

Sedetik kemudian mama menghilang dari pandangan mataku. Mobilnya melaju sangat cepat karna mengejar waktu.
‘Ma.. aku berjanji akan menjaga bintang ini. Dan kepulangan mama dan papa akan selalu aku tunggu. Aku berjanji..’ 

Hal terindah yang aku miliki. Aku tidak akan pernah melepas semua ini. Dan hari ini adalah hari yang paling indah sekaligus hari dimana aku dapat memetik bintang ku sendiri. Dan hari ini terjadi karena Mama.

Angela Aki - Tegami



Haikei kono tegami
Yonde iru anata wa
Doko de nani wo shite iru no darou
Juu go no boku ni wa
Dare ni mo hanasenai
Nayami no tane ga aru no desu
Mirai no jibun ni atete kaku tegami nara
Kitto sunao ni
Uchi hakerareru darou

Ima makesou de nakisou de
Kiete shimaisou na boku wa
Dare no kotoba wo
Sinji harukeba ii no ?
Hito tsushikanai
Korobore ga
Nan domo barabara ni warete
Kurushii naka de
Ima ikite iru (bis)

Haikei arigatou
Juu go no anata ni
Tsutaetai koto ga aru no desu
Jibun to wa nani de
Doko e mukau beki ka
Toi tsuzukereba miete kuru
Areta seishun no
Umi wa kibishii keredo
Asu no kishi beto
Yume no fune yo susume

Ima makenai de nakanai de
Kiete shimaisou na toki wa
Jibun no koe wo
Shinji arukeba ii no
Oto nano boku mo kizutsuite
Nemurenai yoru ha aru kedo
Nigakute amai
Ima ikite iru

Jinsei no
Subete ni imi ga aru kara
Osorezuni
Anata no yume wo sou datete
Lalala lalala lalala
Keep and believing
Lalala lalala lalala
Keep and believing
Keep and believing

Makasou de nakisou de
Kiete shimaisou na boku wa
Dare no kotoba wo shinji arukeba ii no
makenai de nakanai de
Kiete shimaisou na toki wa
Jibun no koe wa
Shinji arukeba ii no ?

Aa makenai de nakenai de
Kieteshimaisou na toki wa
Jibun no koe wo
Kanashimi wo shinjiarukeba ii no
Itsu no jidai mo
Sakete wa dore nai keredo
Egao wo misete
Ima ikite ikou (bis)

Aike kono tegami
Yonde iru anata ga
Shiawasena koto wo negaimasu

Puisi Untuk Kebahagiaan

Aku berharap..                                                                                                                                                                                       
Aku berharap selamanya akan tetap seperti ini
Saat kau hadir dalam hari-hariku
Saat itu juga aku mulai bermimpi

Aku yakini, sesuatu karna dirimu yang kini
Ketika kau datang menjemput kebahagiaan
Segala nya menjadi nyata
Segala nya terasa ada

Aku melangkah untuk dirimu yang ku tuju
Aku melangkah untuk sebuah keseriusan
Aku melangkah untuk jati diriku
Aku melangkah untuk mu
Langkah-langkah ku impian dari ku

Keseimbangan karena kekuatan
Aku terasa sempurna karna kau menyempurnakan
Hati ini terasa berlabuh
Berlabuh pada tempat yang indah , Berlabuh pada hati yang tulus
Hati ku telah berlabuh di tempat yang terindah, pada hatimu,,

By : Asry

Secondhand Serenade - Your call


Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry 
call I'm desperate for your voice 
Listening to the song we used to sing 
In the car, do you remember 
Butterfly, Early Summer 
It's playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet 


Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 

Stripped and polished, I am new, I am fresh 
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh 
Cause every breath that you will take 
when you are sitting next to me 
will bring life into my deepest hopes, What's your fantasy? 
(What's your, what's your, what's your...)

Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 

And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home 
x4 
(I know everything you wanted isn't anything you have) 

Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 

Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 
(I know everything you wanted isn't anything you have)

Banyak Hal


          Banyak hal di dunia ini yang tidak kita ketahui. Seperti asing rasanya, entah itu jalan hidup kita, takdir hidup kita ataupun tujuan hidup kita. Seperti ikan-ikan yang berenang di bawah ombak, hanya mengikuti alunan dan deburan ombak, tapi tak tahu kemana mereka akan berlabuh dan kemana ombak-ombak itu membawa mereka. Sama seperti burung, mereka terbang mengikuti angin, angin yang membawa mereka terbang hingga jauh, dan bila mereka melawan angin, maka mereka akan terjatuh. Itulah kehidupan, kita berjalan mengikuti arah, waktu, dan takdir.
         

          Banyak hal di dunia ini yang tidak kita inginkan. Diantaranya kematian. Bilamana kita berkata ingin selalu hidup dalam dunia ini, tapi garis tangan kita menentukan hal yang sebaliknya. Andaikata kematian kita berada di depan mata kita, di hadapan kita, kita tak perlu ragu untuk masuk ke dalam pintu ajaib tuhan, karena kita akan mendapatkan tempat sesuai dengan perbuatan kita di duniawi. Hal yang perlu kita takutkan adalah bagaimana perbuatan buruk kita menghukum kita di dunia lain, dan bagaimana perbuatan buruk itu kita rubah menjadi perbuatan yang baik.


          Banyak hal di dunia ini yang tak pernah di susun rapi sesuai keinginan kita. Terkadang hanya menjadi mimpi yang tak akan menjadi kenyataan. Bahkan hanya sekedar berharap sudah lebih dari cukup bagi kita. Khayalan kita akan selalu menjadi arang, semakin terbakar semakin habis dan tidak akan berguna lagi. Bagi segelintir orang, mereka lah penghayal yang abadi.


          Menuntut sikap yang adil, tetapi kita yang di adili. Menuntut mereka yang bersalah, tetapi kita yang selalu di salahkan.

          Hidup memang tak semudah membalikkan telapak tangan..

Titip DoaUntuk Ibu


                 Aku benci Ibu ku, dia tak pernah mengerti aku, buat apa aku memiliki seorang ibu dan bila pada akhirnya dia selalu menyalahkan ku. Surga ada di telapak kaki Ibu? Yang benar saja? Surga ya surga, gak ada surga di telapak kaki ibu.
                “Nak, Ibu mau kamu mengantarkan kue ini ke tetangga sebelah ya, ibu sudah tidak kuat jalan..” kata perempuan tua yang ku sebut ibu itu. Mengantarkan kue? Iyuh, tak ada yang lain apa? Shopping kek, hunting, atau syuting gitu yang di  perintah kan, baru aku akan mau menuruti nya.
                “Eh buk, kalo gak kuat jalan mending gak usah buat kue deh, nyusahin aja, Rina mau pergi jalan-jalan tauk sama temen-temen. Enak aja nyuruh-nyuruh, emang Gue Babu Lo..?” jawab ku membentak. Dasar ibu-ibu tua, Ngerepotin!

                Dalam beberapa hari ini aku sangat jijik melihat orang itu (Ibu). Setiap batuk selalu saja ada darah nya, udah kayak sakit berat aja. Udah miskin, penyakitan pula. Aku gak akan mau punya Ibu seperti itu, tapi sayang nya kenapa dia harus jadi Ibu ku? Tuhan itu bener-bener gak adil.
                “Rin, gak sembahyang dulu ke Pura? Sekarang kan ada Odalan di Pura. Ibu sudah buatkan canang sama banten keben. Malu sama orang, gak pernah ke Pura, kalo ibu sehat ibu pasti sudah tangkil.” Kata ibu-ibu tua itu.  “Bu, penting gitu ke Pura? Pergi aja sendiri. Sok-sok sakit lagi. Mati aja deh!  Hidup juga gak guna.”
                Ibu marah besar padaku. Katanya sih aku nyumpahin dia. Trus kalo dia udah marah  ngaruh gitu buat aku? Gak oke banget tuh ibuk-ibuk tua bauk tanah. Miskin bangeeettt…..
                “Halaah, paling juga nyampe pura Cuma duduk trus pulang. Bikin capek, mneding tidur di rumah.”
                “Kamu jangan macam-macam ya sama Sang Hyang Widhi, kamu tidak tau apa. Leluhur mu bisa marah kalau kamu tidak pernah sembahyang. Ibu sudah tidak bisa mendidik kamu lagi. Mungkin kalau ibu mati kamu baru sadar dan menderita. Tak pernah hormat pada Ibu dan Leluhur kamu.” Hahahahha… kayak balian banyak oceh.
                “Yaa.. mati dah , bagus lagi. Sekalian aja bakar diri, biar Rina gak susah-susah ngurusin mayat Ibu.”
                “Emang anak durhaka kamu Rina…”


                Seminggu kemudian doa ku terkabul, IBU MATI!  Hahaha… gak ada yang  ngelarang-larang aku sekarang. Bahkan aku bebas mau ngajak siapa ke rumah. Mau ngelakuin apa itu gak masalah. Aku bebas.. Bebaaaasss…..
                Arik pacar ku selalu aku suruh datang ke rumah dengan alasan Takut sendirian karna Ibu pergi. Dan dia pun dengan senang hati datang ke rumah. Setiap hari aku melakukan hubungan suami-istri dengan Arik, tapi ternyata setelah itu, aku hamil.
                Disinilah awal dari penderitaan ku, Arik pacar ku tak mau bertanggung jawab, dia bahkan mengatakan bahwa itu bukan anak nya. Padahal aku tidak pernah melakukannya dengan orang lain. “Aku bukan ayah dari anak itu. Aku tau kok kalau kamu itu pecun, sering tidur ama cowok lain.” Begitu yang sering di ucapkannya padaku setiap kali aku meminta pertanggung jawaban darinya.
                Dengan berat hati aku menggugurkan anak ini, tapi setelah itu aku mengalami penyakit yang begitu berbahaya. Kanker rahim.
               
               
                Ibu, seandainya kau masih di sini, aku tidak akan sendirian ibu. Ibu, Rina takut.
                “Ini akibat nya kalau kamu tidak punya etika dan sopan santun. Kamu juga durhaka pada Alm. ibu kamu. Sebaiknya usul paman kamu berdoa saja. Mungkin ini Karma Phala mu.” Kata paman menghibur ku.
                “Tapi Paman, aku… aku tidak bisa..” jawabku sambil meneteskan air mata penyesalan.
                “Tapi kenapa Rin? Paman yakin Ibu mu mau menerima doa permintaan maaf mu.”
                “Tapi… Rina.. Rina gak ngerti bagaimana caranya berdoa. Rina takut kalau rina salah berdoa.”
                “Kenapa sampai kamu tidak bisa berdoa? Kamu benar-benar….”
                “Maaf Paman. Boleh Rina minta satu permintaan pada Paman?” tanyaku berharap.
                “Apa?”
                “Tolong doakan ibu, tolong sampaikan permohonan maaf Rina ke Ibu. Rina titip doa untuk Ibu.”
                “Rinaa…”
                “Paman, tolong Rina. Bantu Rina.”
                “Baiklah, akan paman lakukan.” Mendengar jawaban itu hatiku sedikit lega. Tapi rasa sakit ini tidak dapat aku pungkiri. Sangat sakit. Mungkin inilah penderitaan yang pernah aku berikan pada Ibu ku. Mungkin inilah Karma ku. Ibu benar, leluhur akan marah besar pada ku.
                Yang bisa aku lakukan hanya lah satu. Pasrah. Aku hanya menitipkan doa ku untuk ibu ku yang kini berada di Surga. Aku titip kan doaku pada mu.. Paman...
                Sekarang aku percaya, bahwa surga berada di telapak kaki Ibu.

BUKAN MAUT . !


             Dia kembali menjadi Geisha yang pendiam dan tak banyak bicara. Ayah dan ibunya telah meninggalkannya dalam kecelakaan maut beberapa hari yang lalu, sebelum nya kakak nya meninggal akibat penyakit Tumor hati yang di derita nya. Kemanapun dia pergi tak seorang pun menerima nya. Mereka menganggap dia adalah pembawa sial. Sepanjang hari dia menghabiskan waktu nya hanya untuk menangis di makam ayah, ibu dan kakaknya Ruth. Dia merasa sendiri, tanpa seseorang yang mau menerima nya dengan segala kekurangannya.
                Memang, tak semua hal di dunia ini akan abadi, tak semua hal di dunia ini realistis. Hidup itu  mampu melawan maut, menembus badai dan mampu menyebrangi jurang yang begitu dalam. Hanya saja, jika kehendak kita untuk tetap bertahan ada, maka segala keajaiban di dunia ini akan terlihat meski dengan mata telanjang. Hal yang paling sederhana sekalipun akan menjadi luar biasa. Dia selalu mengartikan hidup itu tantangan, dia selalu mengartikan hidup itu ujian. Tapi, dia tak pernah tau, hidup itu indah, indah jika dia mampu membuat hidupnya lebih berarti dari sekarang. Kehilangan bukan hal yang mempu menjatuhkannya, bukan hal yang mampu memisahkan jarak antara dia dan kebahagiaannya. Setiap tetes air mata nya yang jatuh ke bumi pertiwi adalah setiap tetes kepiluan hati yang sangat tajam ketika tersentuh oleh tangan.
                Dia selalu bermimpi, orang-orang yang dia sayang hadir di tengah-tengah nya, tapi itu hanya mimpi yang tak mungkin akan menjadi sebuah kenyataan. ‘Bagaimanapun aku hanya seorang diri, aku hanya anak yang paling sial sepanjang sejarah…’ pikirnya dalam hati, ketika dia tersadar akan mimpinya. Dia selalu menginginkan dan berharap akan adanya malaikat pencabut nyawa yang datang padanya dan menghentikan setiap detak jantungnya, tapi kenyataannya, dia sangat tersiksa. Ejekan orang-orang dan cemooh yang dia terima cukup membuatnya sakit hati.
“Eeeh, ada anak pembawa sial disini, haha, mana ibuk bapak mu hah? Ih, malu deh gak punya keluarga, emang enak. Hahahah..” begitu setiap ada anak-anak seusianya yang bertemu dengannya mengejek. Tapi baginya itu hanyalah teriakan angin-angin yang tak pantas untuk di dengar. Dia tetap berdiri tegar, melihat keatas langit dan berkata. ‘Aku bukan pembawa sial.’
Ada saatnya dia kembali menangis dalam kesedihan nya. Begitu dia tak dapat menahan air matanya, dia selalu bersabar mengahadapi setiap rintangan hidupnya. Tapi sakit hati tetap sakit hati, tak dapat di bayar tapi dapat di rubah menjadi sebuah rumus kehidupan. Tak seperti yang dia bayangkan, hidupnya hanyalah untuk bahan tertawaan dan bahan ejekan orang-orang. Hidupnya baru akan berarti jika ada seseorang yang datang padanya dan mengatakan padanya “Kau pantas untuk dipuji akan kebesaran hatimu untuk tetap berada di dunia neraka ini.”
Hingga beberapa bulan lamanya dia mampu bertahan dalam kekacauan hatinya. Tak pernah mendapatkan kebahagiaan dan selalu di selimuti oleh rasa haru yang begitu dalam. Usianya mungkin akan berakhir pada umur 16 tahun ini.
Penyakit yang sama dengan kakak nya, Tumor Hati kini telah merebut setiap senti pertahanan tubuh nya. Dia selalu merasa kesakitan yang mencekik bagian dalam tubuhnya. Tak ada pengobatan, sama seperti kakak nya dulu. Bahkan hanya untuk berjalan mencari setetes air pun dia tak sanggup, hingga akhirnya hidup nya terhenti sampai disini. Jantung nya tak lagi berdetak, nadi nya terhenti. Wajahnya seketika memutih dan pucat, gerangan-gerangan nya kini tak terdengar lagi. DIA PERGI.
Banyak mata memandangnya sinis, membiarkan tubuh mungilnya tergeletak di pinggir kota. Orang-orang tak ada yang meliriknya bahkan mereka menganggap nya sampah masyarakat. Mereka yang melintasinya bahkan membuang sampah plastik ke arah nya. Hidup atau mati tetap saja pandangan orang tak pernah berubah padanya.
Seorang pengemis tua menemukannya, kakek itu menguburkan tubuhnya tepat di sebelah makam ayah, ibu, dan kakaknya. Kakek itu berdoa untuk perjalanannya kembali kepada sang pencipta. Begitu tulus pengemis tua itu. Dan kini Gadis yang menjadi cemooh orang sudah pergi untuk selamanya. Mengubur mimpi dan cita-cita nya di dunia neraka ini. Kini dirinya Tak Akan Pernah Kembali.


2 HAL YANG BERBEDA


“…………..Hay dunia, apa kabar? Hari ini aku berhasil bangun dari tidurku. Entah apa yang akan terjadi pada ku selanjutnya. Tapi aku tidak akan memperdulikan nya.
            Hay dunia, apakah ada cerita baru hari ini? Aku ingin mendengarkan nya. Aku rasa aku ingin hidup ratusan tahun lagi. Aku ingin menjadi seseorang yang berguna, tidak menyusahkan siapapun. Aku ingin hidup atas perjuangan ku sendiri.
Hay malaikat-malaikat ku, terimakasih atas segala pengorbanan kalian. Aku bersyukur dapat berada di dunia ini walau hanya sebentar. Mungkin aku memang harus meninggalkan dunia ini. Kanker membuat ku ikhlas untuk pergi. Tapi aku takut , aku takut menyakiti orang-orang yang aku sayang, terlebih lagi ‘RENDY’  …….”
                                                                                                                        JANUARI  2012


“Rendy? Kamu gak apa-apa kan?” tanya seorang gadis di sebelah ku. Siska namanya. Dia adalah teman baik ku sekaligus teman pacar ku, Rini. “Iya sis.” Jawab ku seadanya.
Rini pacar ku, gadis berumur 17 tahun, sangat baik dan pintar. Sebulan yang lalu dia pergi meninggalkan ku dan semua kenangan kita. Hatiku sakit. Gadis itu telah berada di hidup ku selama 2 tahun 4 bulan. Tapi, sekalipun dia tidak pernah jujur padaku bahwa dia mengidap penyakit kanker otak. Aku mengetahui itu ketika saat-saat terakhir dia berada di dunia ini. Wajahnya begitu cantik dan manis. Aku sangat menyayangi nya, jujur aku sangat kehilangan gadis itu. Kanker telah merebut Rini dari ku, aku tak tahu apakah hati ku akan tetap baik-baik saja atau mungkin sebaliknya. Tapi, setelah kejadian itu, setalah Rini pergi dariku, aku merasakan ada segores luka di hatiku. Entah akan bertahan lama atau akan hilang seiring dengan berjalan nya waktu.
Siska, dia memiliki indra ke-6 , dia sering kali melihat sosok Rini yang berdiri menghadap ku, dia selalu bilang ‘Rini di sini untukmu.’ Dan tapi kenapa aku tidak dapat melihat nya? Kenapa?
Sore ini, aku kembali duduk di kursi taman sekolah. Tidak ada siapapun disini kecuali aku dan Siska. Dia memberikan ku secarik kertas kecil yang diambilnya dari kamar Rini beberapa hari yang lalu karena perintah dari Rini. Aku merasa tak berguna karena aku tak pernah tau akan apa yang terjadi pada gadis ku. Ya, aku hanya bisu.
“Ren, Rini di sini.” Kata Siska. Aku tak tahu apakah aku harus merasa senang ataukah sedih. “Percuma sis, Cuma kamu yang bisa ngeliat, aku gak bisa.” Jawabku
“Aku bisa bantu kamu menemui Rini. Aku tau kamu kangen dia, aku tau setelah kamu baca surat itu kamu sangat kehilangan dia.”
“Sis, aku bisa apa? Aku Cuma bisa denger kamu bilang kalo Rini di sini, tapi aku ? aku gak tau apa-apa. Kalo emang kamu bisa bantuin aku ketemu sama dia, buktikan.” Kemudian Siska menyuruh ku menutup mataku, dan ketika ada aba-aba, aku diminta nya untuk membuka mataku. Ketika aku membuka mata, benar saja. RINI.
Wajahnya masih sama seperti dulu, dia masih sangat cantik dan manis, hanya  saja matanya tidak seperti dulu, tatapan nya dingin dan kosong. Dia bukan seperti aku lagi, dia makhluk halus, bukan manusia. “Rin… ini kamu? Aku kangen sama kamu. Kenapa kamu pergi secepat itu tanpa mengucapkan apa-apa padaku. Rin, aku ingin kamu selalu ada di samping aku, bukannya pergi dari aku.”
Kedua bola mata itu mengeluarkan setetes air,hanya saja berbeda. Air mata yang dikeluarkannya seperti bola Kristal. “Rendy, maafin Rini, Rini tau ini akan berat buat kita. Tapi kamu harus tau, Rini selalu sama kamu.  Rini selalu minta bantuan Siska untuk apapun yang Rini mau. Jika suatu saat nanti kita berjodoh, Rini yakin kita akan bertemu dalam dunia yang berbeda. Percaya sama Rini, Rini selalu sayang kamu.” Suaranya begitu lembut dan indah.
“Apa kita tidak bisa bersama? Hanya beberapa waktu?”
“Kita tidak mungkin bisa sama-sama sekarang. Dunia kita berbeda. Dulu, aku dan kamu menjadi kita, dan sekarang aku adalah aku, dan kamu adalah kamu. Jangan sesali apa yang terjadi pada kita, kita adalah 2 hal yang berbeda. Kelak ketika kamu kangen sama aku, kamu tinggal bersiul.  Aku pasti akan ada buat kamu. Sebulan ini, apa yang kamu lakukan?”
“Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya menunggu waktu. Aku ingin kembali ke saat-saat kita pacaran dulu. Tapi….”
“Rendy, maaf, aku harus pergi.” Dan ketika itu Rini pergi dengan sangat cepat. Bahkan untuk mendengarkan ku pun dia tak sempat. Apa ini yang dinamakan sayang? Sedikit pun dia tak mengubris ku. Aah…
“Dia hanya tak bisa berlama-lama berada di dunia kita. Bukan karena dia tidak sayang kamu ren, kalian berbeda sekarang. Kalian bukan berada pada dunia yang sama, ikhlaskan. Dia datang kesini untuk meminta mu mengikhlaskan dia. Bukan apa-apa.” Kata siska yang sedari tadi hanya duduk terpaku melihat ku. Mungkin kali ini ada benarnya juga. Bagaimanapun aku harus melupakan Rini, bukan berarti aku tidak sayang. Tapi karena aku inginkan dia bahagia di dunia barunya. Aku tidak ingin mengikatnya di duniawi. Aku akan belajar untuk mengikhlaskannya. Demi dia, aku rela. Meski hatiku harus pedih, aku akan rela.


Ku berjalan terus tanpa henti
Dan dia pun kini telah pergi
Ku berdoa di tengah
Indahnya dunia
Ku berdoa untuk dia yang kurindukan

Memohon untuk tetap tinggal
Dan jangan engkau pergi lagi
Berselimut di tengah dingin dunia
Berselimut dengan dia yang kurindukan

Would it be nice to hold you ..
Would it be nice to take you home..
Would it be nice to kiss you..

Memohon untuk tetap tinggal
Dan jangan engkau pergi lagi
Bernyanyilah na na na na na
Bernyanyilah untuk dia yang kurindukan

Would it be nice to hold you ..
Would it be nice to take you home ..
Would it be nice to kiss you..

Jangan pernah lupakan aku
Jangan hilangkan diriku
Jangan pernah lupakan aku
Jangan hilangkan diriku
Jangan pernah lupakan aku
Jangan pergi dari aku

AsryListya (AL). Diberdayakan oleh Blogger.

Who's Come

Recent Comments

I LOVE IT !
I Love My Self :)
  • "KENANGAN TERINDAH"

Chat Me

My Imagine

DALAM INGATAN

Setiap bayangan, tertetes air mata.
Mungkin dapat aku akhiri dengan sebuah senyuman atau rujukan, tapi tak lagi.
Ingatan ku selalu terbayang pada penantian, menekankan pada ketakutan.
Pergi walau tanpa ikatan, namun kembali hanya dengan sebuah nama.

Aku nikmati dalam setiap hal terburuk yang pernah ku jalani.
Mengerti dan perduli pada satu kepastian dan merekalah yang menenggelamkannya.
Nikmati setiap alur yang aku rasakan, itulah aku dalam bayangan.
Berputar dan terbang, seperti bebas tanpa terhalangi.

Ciptakan keindahan pada hati, namun tercampakkan.
Berikan ketulusan pada mereka yang mengerti, tapi terbatasi.
Dan ku lemparkan kemarahan pada setiap batin, lalu mereka akan bertanya mengapa ?
 Aku mengerti, setiap hal tak mudah tuk ku jalani.
Aku mengerti, hidupku akan sangat berarti jika aku yang mengartikannya.

FREEDOM

Cerita dalam lara, adalah cerita bagi seorang dara.
Hai malaikat dunia yang terindah, aku santunkan kasihku yang telah lama menghilang.
Jemari tak mungkin lagi dapat aku satukan, tanpa satu hati yang saling bersentuhan.
Relakan setiap pedih kesakitan, ucapkan selamat tinggal kepada sang berduka.

Kenangan indah wahai sang malaikat, sampaikan sejuta salam kehangatan.
Mengukir air mata pada selembar kain, mungkin kini hanya tinggal cerita.
Dalam kekosongan dan kesunyian, seribu jera menghampiri dalam setiap kegelisahan.
Wahai sang pujangga, jangan ratapi angan mu untuk mencapai kebahagiaan.
Terdahulu bagi seorang peri kecil, terdahulu bagi sebuah perisai hati.

Kepakkan sayap mu hingga tinggi, dalam lorong aku akan datang mencari.
Simpanlah dalam sebuah peti suri, maka aku akan membawa nya menuju surgawi.

Bilamana aku terbangun dalam mimpi, kenangan dalam setiap baris aku akhiri.

DENGAN SEGALANYA

Waktu akan terus berputar. Seiring dengan berjalannya waktu, aku ingin seseorang akan tetap berada di sisiku meski waktu itu telah berheni tuk berputar. Aku akan selalu setia, setia pada satu hati, setia pada satu cinta dan kesetiaanku taj akan pernah berubah karna waktu tak mungkin berjalan mundur.

Melodi bukan hanya ada pada setiap lagu. Melodi juga aka nada pada setiap perjalanan dari kisah kita. Cinta kita seperti melodi, dengan not yang berlagu dengan indah. Meskipun terkadang akan ada nada tinggi dan rendah, namun itulah kesempurnaan.

Dalam tragedi kita melukiskan sebuah sejarah yang akan menjadi kisah dari beberapa peristiwa.

Kenanglah aku dalam setiap kesedihanmu,
Kenanglah aku dalam laramu,
Kenanglah aku dalam senyum tawa canda mu,
Kenanglah aku di dalam hidup mu,
dan cintai aku dengan nafasmu.

Kedamaian yan kurasakan tak kan pernah berujung pada suatu keterpurukan. Aku dengan segenap ingatan ku, memetik satu bintang dank u bawa berlari hingga jauh. Entah perasaan ku akan hilang, jatuh ataupun tenggelam, hanya aku dan bintang ku yang mengetahuinya.



Aku tanpamu, seperti aku dalam lautan debu. Aku tanpa mu seperti aku dalam kebisingan kota. Meski mencoba berada dalam setiap keramaian, tapi hanya mampu tuk terdiam dan membisu. Aku tanpamu bagaikan rumput, bergoyang di tiup angin, basah karena hujan dan mati tanpa di pedulikan.

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA

Semangat perjuangan..
Semangat untuk kemerdekaan ..
Kini telah kita raih..
Segala cita-cita dan upaya..

Garuda lambang Negara kita..
Merah dan putih bendera kita..
Membangun Indonesia..
Membangun Persatuan dan Kesatuan dalam diri kita..

17 Agustus 1945
Hari Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia..
DIrgahayu Repulik Indonesia ke-68
Wujudkan Indonesia yang bebas KKN..

Korupsi , Kolusi dan Nepotisme..

Sepucuk Surat Lenna

Dear Mika,

          Hai Mik, kamu masih ingat aku? Aku Lenna , sahabat kecil mu dulu sewaktu kita tinggal bersama di Bandung. Sampai akhirnya kamu harus pindah kota. Jujur,  3 tahun belakangan ini aku merindukan mu. Aku berusaha untuk mencari dimana keberadaan mu, sampai akhirnya aku menemukan mu di Bali, tepatnya Denpasar. Apa kabar mu di sana? Mik, kapan kamu akan bertemu dengan ku? Aku ingin melihat mu kembali dengan sejuta keceriaan mu.
          Mik, aku punya berita bagus untuk mu. Mungkin sebulan lagi aku akan menyusul mu ke Bali. Keluarga ku mengajak ku berlibur di Kota mu, gimana? Hebat bukan?
          Tunggu aku ya…


                                                                                      Salam Kangen,
Lenna


                Sebuah surat menghampiri nya di pagi ini. Tapi ada satu hal yang janggal dalam hatinya.  Entah itu apa tapi dia mencoba untuk menyembunyikannya.
                Kabar bahagia itu kini di baginya bersama kedua orang tuanya. Lenna adalah sahabat nya dari mereka masih bermain di Taman Kanak-kanak. Tapi, ketika mereka menduduki bangku SMA, Mika harus pindah ke Bali, karena orang tuanya pindah tugas Dinas.
                “Aku yakin Lenna akan bertambah cantik sekarang, tidak seperti aku yang tetap memiliki wujud seperti anak laki-laki.” Ungkapnya ketika menceritakan kedatangan Lenna kepada kedua orang tuanya. Ayah dan Bunda nya hanya tersenyum tipis lantaran mereka asik dengan kesibukannya masing-masing.
                “Aku heran, kenapa kalian begitu payah. Aku kan hanya ingin berbagi kabar bahagia.” Dengan lagaknya yang penuh sentiment. Kemudian dia berjingkrak-jingkrak sendiri sambil menari dengan sangat payah dan tak ber-irama dengan benar.
                “Bukannya Mika yang payah? Ayah sih gak ngerasa.” Sambil meneguk kopi yang kini di genggam nya. “Bunda sama sekali gak payah loh..” timpal sang Bunda.
                “Oh ya, nanti Lenna mau Mika ajak keliling Bali boleh gak? Mika kan udah dapet SIM C .” sahut gadis kecil itu dengan riang.
                “Pamer nih anak ayah?” ledek ayah nya dengan diikuti gelak tawa mereka. Suasana di rumah itu terlihat begitu ramai dan hangat, tapi Mika mulai menyadari bahwa keganjalan itu ada pada dirinya. Bagaimana mungkin mereka akan bertemu sedangkan Mika masih tetap memiliki sifat seperti laki-laki. Dari ujung rambut sampai ujung kaki tak terlihat sosok anak gadis di dalam dirinya.
                “Bun, Mika boleh gak di ajarin dandan sama Bunda. Ehmb, biar Lenna kagum gitu bun. Lagian Mika juga mau punya pangeran, kayak di film-film gitu bun.” Tanya nya pada sang Bunda yang sibuk merapikan tatanan rambutnya.
                “Halah, kamu. Pegang sisir aja masih gak bener, gimana mau dandan? Emang nya pangeran yang mau sama kamu siapa? Pangeran kodok? Atau pangeran Monyet?” Mika sama sekali tidak menghiraukan ucapan Bundanya. Dia malah asyik sendiri dengan majalah kecantikan milik Bunda nya.


                Segala jenis Make-up milik bundanya di jabarkan. Dari lipstick, eye shadow, eye liner, mascara, hingga pernak-pernik yang bisa menyulap dia menjadi 100% gadis yang menarik dan anggun di gunakan nya.
                “Ah, aku gak pernah berniat ngelakuin ini, tapi  aku tahu Lenna sangat mengharapkan perubahan ku.” pikirnya. Tanpa sadar dia mulai beraksi di depan cermin. Menggunakan pelembab muka, bedak, dan lain sebagainya. Mungkin benar, mika bukan di takdirkan untuk menjadi seorang gadis yang indah , melainkan di takdirkan untuk menjadi seorang gadis yang sangat konyol.
                Jelas saja, segala make-up yang digunakannya tidak bereaksi dengan maksimal. Bukan merubah penampilan nya menjadi elegan, justru merubah penampilannya menjadi buruk. “Bundaaaaaaaaaaaaaa…….” Teriak nya panjang.
                Dari balik pintu sang Bunda tertawa dengan sangat keras. Putrinya kini berubah menjadi badut yang sangat lucu. “Bunda bilang juga apa? Kalau memang gak bisa menggunakan make-up lebih baik diam saja.” Ledek bundanya.
                “Bun, mungkin gak ya Mika bisa secantik Lenna?” tanya nya dengan kesal.
                “Kenapa ingin seperti Lenna?”
                “Bun, Lenna selalu dipuji orang karna dia cantik, surat yang mengatakan bahwa dia akan ke Bali membuat Mika jadi ingin berubah. Mika gak mau jadi mika yang dulu, Mika ingin membuat Lenna takjub bun.” Ucapnya.
                Tangan sang Bunda mengambil Tisue basah dan membersihkan make-up di wajah Mika dengan sangat lembut. Kemudian perlahan sang Bunda merubah penampilan Mika menjadi sangat cantik. “Kalau seperti ini bagaimana?” kata sang Bunda ketika memperlihatkan wajah Mika ke depan cermin.
                Mika begitu sangat senang lantaran melihat sosok dirinya yang penuh dengan keanggunan. “Satu lagi, Bunda ada sesuatu untuk mu.” ucap sang Bunda dan kemudian pergi dari hadapan Mika.
                Terlihat sang Bunda dengan sebuah baju yang indah, mungkin itu dress, pikir Mika.
                “Jika memang surat itu yang membuat mu harus berubah, bunda yakin dress ini akan merubah seluruh penampilan mu.” ucap sang Bunda dengan segaris senyum di pipinya.
               

Kedatangan Lenna,


Dear Mika,

          Mika, aku akan pergi ke Bali 2 hari lagi. Tolong persiapkan semuanya ya, hehehe.. oh ya Mik, aku dengar dari orang tuamu kamu merubah penampilan mu demi membuat ku takjub ya? Mika sayang, kamu so sweet banget sih.,
          Mik, aku gak sabar mau ketemu sahabat terbaik aku, aku juga gak sabar mau melihat penampilan kamu. Kamu pasti akan sangat cantik, kamu luar biasa mik. Aku salut sama kamu.
          Next time kalo aku udah nyampe di Bali kita seneng-seneng ya ,, bya mika ..

                   Salam persahabatan,
Lenna


                “2 hari lagi? Oh my God.” Pekik Mika. Dia sangat terkejut. Bukankah kurang lebih 2 minggu Lenna akan ke Bali. Penampilan Mika belum sempurna sesuai keinginan Lenna. Tapi dia berharap Lenna tidak sadar akan semua itu.
                “Aku berharap lenna akan menyibukkan dirinya dengan hal-hal gila yang di rencanakannya.” Batinnya dalam hati.



                Hari ini Mika bersiap-siap menunggu kedatangan Lenna, sahabat nya. Tapi hingga sore ini Lenna tak kelihatan batang hidung nya. Mika mulai khawatir.
                “Kira-kira satu jam lagi.” Celetuk Ayah nya dari belakang. Ternyata ayah dan bunda nya memperhatikan gerak-gerik Mika yang sedang cemberut menunggu kedatangan Lenna. “Ayah…” timpalnya.
                “Itu mobil Lenna..” teriak Mika dengan sangat gembira. Mika terlihat sangat kaget ketika melihat sahabatnya turun dengan kursi roda. Air mata Mika jatuh tanpa dia sadari. “Len.. lenna..?”  ucapna dengan terbata-bata.
                “Hay Mik…” sahut lenna dengan nada Bahagia. “kenapa menangis?” tanyanya kembali. Mika langsung memeluk Lenna. “Kenapa harus kursi roda?” tanya Mika dalam pelukan Lena. “Tidak bisa aku jelaskan.” Sahutnya.
                Mika menghapus air matanya perlahan, Lenna hanya mampu tersenyum tipis melihat Mika yang begitu cantik hari ini. Dengan menggunakan Dress dan make-up natural di wajahnya. “Kamu cantik sekali mika..”  kata Lenna kagum.
                Beberapa setelah basa-basi Lenna menceritakan maksud dan tujuannya datang ke Bali untuk menemui Mika. Dia datang ke Bali hanya untuk berpamitan kepada Mika. Semua rencana yang di buat Lenna dalam surat nya palsu. Dia berharap agar Mika mau bertemu dengannya. Dia akan pergi ke luar negri untuk berobat. Penyakit Kanker membuat nya tidak berdaya, bahkan untuk berjalan pun tak mampu.
                “Jadi kamu… kamu bohongin aku? Aku gak tau harus bilang apa Len. Aku.. aku turut sedih liat kondisi kamu. Aku berdoa untuk kesembuhan kamu.” Kata Mika dengan penuh isak tangis kepedihan. “Aku pasti akan menemui mu lagi Mik.” Jawabnya.
               

                Lenna hanya menginap satu hari di rumah Mika, pagi-pagi sekali mereka pergi dari rumah itu. Mika sangat mengharapkan kesembuhan sahabat nya. Dia tahu bagaimana sakit yang dirasakan oleh sahabat terbaiknya.

                “Tuhan pasti akan memberi mu kesembuhan.” Doanya.

KENANGAN TERINDAH

Mungkin hanya sebatas rindu yang dia miliki. Mungkin hanya sebatas angin malam yang dia rasakan. Tepat 1 tahun setelah kejadian mengerikan itu, saat kekasih nya pergi untuk selamanya.
          Dalam setiap hembus nafasnya akan ada seuntai kenangan dan selembar kehidupan kecil yang bahagia, yang pernah dia alami dulu sebelum kini menjadi sebuah kenangan. Kenangan yang menyimpan banyak hal indah, kenangan yang menyimpan sejuta perasaan dan kenangan yang menyimpan cinta.
          “Tepat satu tahun..” ucapnya perlahan. Sahabat yang menemaninya menoleh padanya dengan penuh rasa iba. “Udahlah Cik, semua udah berlalu. Kamu gak mungkin selamanya hidup dalam baying-bayang Dimas.” Sahutnya.
          Cika tak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Kenangan nya semakin hari semakin dia rindukan. Terlebih lagi saat mereka merayakan hari jadi mereka yang ke 3 tahun. Teringat ucapan Dimas yang selalu bergema di telinga Cika. Tapi dia hanya mampu menutupi luka hatinya. Dan hanya Raisa, sahabat nya yang mengetahui dirinya.

1 tahun yang lalu

          Malam itu terasa indah bagi mereka berdua. Cika dan  Dimas. Tepat di hari jadi mereka yang ke 3 tahun. Dimas menyiapkan segala sesuatu nya. Dari hal yang terkecil hingga hal yang paling romantic yang akan dia tunjukkan pada gadis nya, Cika.
          “Dim, kita akan kemana ?” ungkap Cika ketika Dimas menutup matanya dengan kain hitam dan perlahan menuntun Cika menuju sebuah taman yang telah di setting demikian rupa.
          “Aku yakin, kamu nanti akan suka. Kamu ikuti saja kemana langkahku akan membawa mu pergi.” Jawabnya.
          Beberapa menit kemudian tampak udara malam yang begitu dingin, Cik hanya bisa meringis dan menggenggam tangan Dimas dengan erat. Dimas menyadari akan hal itu. “Sabar ya sayang, nanti akan ada kejutan untukmu. Aku janji tidak akan membuat mu kecewa.”
          Tiba saatnya di sebuah taman. Dimas membuka kain yang menutup mataku secara perlahan. “Hitungan ketiga buka mata ya..” ucapnya.
          Betapa indah nya malam ini. Lilin-lilin melingkariku dan membentuk lambang cinta, meja yang dihias sangat rapi, hingga kembang api yang saling bersahutan di atas langit indah menambah suasana romantic yang pernah aku alami.
          “Dim, kamu.. kamu yang nyiapin semua ini?” tanyaku sedikit tak percaya. Indah sekali, sulit untuk ku percaya malam ini terjadi begitu special. “Ada satu hal lagi Cik, tapi aku sedikit ragu.” Timpal nya.
          “Hemb.. apa?”ucap ku penasaran.
          Dengan sedikit gugup dia mengeluarkan sesuatu dalam saku kemeja nya. Mungkin itu…
          Dalam hitungan menit Dimas beesujud di bawah Cika dan mengambil tangan Cika, “Would you marry me? I love you for all my heart. I would u be my wife. We can life forever, always be together, would you?”
          Seperti di setrum rasanya. Aku mengangguk perlahan dan Dimas tersenyum bahagia. Dia memasangkan cincin itu di jari Cika dengan penuh rasa cinta. Hari ini terasa special buat mereka berdua.

          Hal lain yang terjadi saat itu, mobil  mereka mengalami kecelakaan. Mereka menabrak sebuah truk yang berlawanan arah dengan mobil Dimas. Dimas tak dapat menyelamatkan diri, Cika berhasil keluar dari mobil itu setelah berusaha dengan susah payah. Tak ada orang lain disana selain mereka . beberapa saat mobil Dimas meledak, Dimas berada di dalam mobil itu.
          Begitu perih hati Cika akan kejadian itu, dia tak mampu untuk berkata-kata. Malam yang begitu indah berganti menjadi malam yang begitu mengerikan. Dimana pada hari itu adalah hari dimana dia harus kehilangan Dimas, kekasih nya.

***

          “Cik, hal yang kita takuti terkadang memang telah terjadi, tapi kamu harus yakin, dimas akan selalu hidup dalam hati mu, dimas akan selalu menjadi malaikat untuk mu. Percayalah, Kalian akan bertemu kembali, mungkin kamu harus mengikhlas kan kepergiannya.” Raisa mencoba untuk menghibur Cika.

          Nasi memang sudah menjadi bubur, yang tak mungkin dapat di rubah kembali. yang harus kita lakukan hanyalah mencoba untuk ikhlas dan pasrah. 

MEMETIK BINTANG

           Bintang, bisakah kau menunjukkan sesuatu yang indah padaku. Hai Bulan , dapatkah kau pancarkan cahaya mu pada hatiku. Kekuatan akan cinta itu yang aku mau. Aku hidup selalu dalam kegelisahan, tanpa cahaya terang yang mampu menyejukkan hatiku. Tanpa adanya kasih sayang dari seseorang yang aku inginkan.
            Elika, itu namaku. Aku anak pertama dan tak memiliki saudara. Ayah dan ibuku tak pernah peduli padaku, sekalipun aku anak kandung mereka. Mereka terlalu sibuk atas pekerjaan mereka. Ya inilah, ya itulah, keluar kotalah, keluar negri lah, dan aku hanya bisa menonton televisi usai sekolah. Yang merawat ku hanya bibik.
            Mungkin saja aku salah satu orang yang paling tidak beruntung di dunia ini. Kehidupan ku tak lebih dari seorang anak yang broken home.
            “El, lusa mama akan pergi ke Ausie, karna ada meeting penting dari clien mama. Kamu di rumah saja ya. Mungkin…” ungkapnya dengan nada yang datar. Tak pernah memikirkan bagaimana perasaanku saat dia katakan akan pergi ke Ausie, dan pergi tanpa AKU, anaknya. Bergegas aku berlari menaiki tangga dan meninggalkan Mama yang masih belum sempat menyelesaikan separuh kalimat nya.
          “Mama sama Papa sama aja, tak pernah ada untuk ku, aku seperti anak tiri yang tak pernah di perhatikan.” Ucap ku terus berlari. Tak peduli apa jawabnya.

Ambilkan bulan bu..
Ambilkan bulan bu..
Yang selalu bersinar di langit..
Di langit bulan menderang..
Cahya nya sampai ke bintang..
Ambilkan bulan bu..
Untuk menerangi, tidur ku yang lelap..
Di malam gelap….

            Penggalan lirik itu aku perhatikan sambil terus menangis. Isak tangis yang tak dapat aku hentikan, Lusa aku akan kembali sendiri di rumah. Ya… sendirian.


***

            Malam ini terasa sangat dingin bagiku, tapi aku tetap berjalan ke taman. “Akan ku lihat bintang teindah di sana.” Pikirku sambil terus berjalan.
            Aku terdiam sejenak, ‘ada yang mengikutiku’, batinku. Langkah ku semakin cepat, degup jantung ku juga semakin lama semakin tak menentu. “Siapapun itu tolong jangan mengikutiku.” Teriak ku dan menoleh ke belakang. Tak ada siapa pun di sini selain aku dan udara yang dingin. Apa aku hanya menghayal? Tapi  rasa-rasanya memang ada yang mengikutiku. Aku memandangi keadaan sekeliling, tapi tak kutemukan sesuatu yang mencurigakan.
            Ah.. mungkin hanya perasaan ku saja, pikirku. Aku kembali melanjutkan langkaku, tapi sesuatu terasa berjalan mengikutiku kembali. dengan cepat aku menoleh kebelakang. Ehmb, aneh, mungkin aku harus berlari dan menjauh dari tempat ini, dan ketika aku berbalik ada seseorang di hadapanku tengah tersenyum padaku. “PAPA?” pekik ku.
            “Anak nakal, malam-malam begini masih bisa keluyuran. Syukur yang mengikuti mu Papa, kalau orang jahat bagaimana?” katanya sambil tertawa.  “Tidak lucu.” Kataku dan beranjak pergi meninggalkan laki-laki yang kusebut papa.
           

***

            Aku ingin memetik bintang di atas sana. Merasakan keindahannya dan keabadiannya. Hanya bintang yang mampu lengkapi cahaya dalam hatiku.
            Hari ini Mama dan Papa akan berangkat ke Ausie. Selama seminggu aku akan ditinggalkan di sini. Tapi aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti ini, jadi tak masalah bagiku. Sekalipun selamanya aku akan tetap tidak peduli. Bintang akan selalu menemani ku.
           

            “Pesawat Mama dan Papa akan terbang jam berapa?” tanya ku ketika mereka akan beranjak menaiki mobil dan pergi ke bandara.  “2 jam dari sekarang sayang.” Jawab Mama. Kemudian mama memelukku dan memberiku sesuatu.
          
  “Bintang?”  ucap ku. “Bintang ini akan menemani mu di sini, selama mama dan papa pergi. Mama harap kamu mau menjaga bintang kecil ini. Mama berikan ini padamu karna mama percaya kamu akan merawat bintang ini dan menyayangi bintang ini. Elika, mama sayang kamu, mama mau kamu mengerti akan kesibukan mama. Ini semua mama lakukan untuk masa depan mu. Kamu anak mama satu-satunya. Percayalah sayang, suatu saat nanti kita akan pergi bersama. Mama janji akan mengajak mu ke bukit bintang. Tempat dimana kamu bisa melihat bintang sepuas hatimu.” Ucap nya dengan nada penuh rasa.

 “Apa mama memetik bintang ini untuk ku?”
“Iya, dan nanti akan ada banyak bintang yang akan kamu petik dengan tangan mu sendiri. El, mama dan papa harus pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik.” Balasnya.
“Aku pasti akan merindukan mama.”

Sedetik kemudian mama menghilang dari pandangan mataku. Mobilnya melaju sangat cepat karna mengejar waktu.
‘Ma.. aku berjanji akan menjaga bintang ini. Dan kepulangan mama dan papa akan selalu aku tunggu. Aku berjanji..’ 

Hal terindah yang aku miliki. Aku tidak akan pernah melepas semua ini. Dan hari ini adalah hari yang paling indah sekaligus hari dimana aku dapat memetik bintang ku sendiri. Dan hari ini terjadi karena Mama.

Angela Aki - Tegami



Haikei kono tegami
Yonde iru anata wa
Doko de nani wo shite iru no darou
Juu go no boku ni wa
Dare ni mo hanasenai
Nayami no tane ga aru no desu
Mirai no jibun ni atete kaku tegami nara
Kitto sunao ni
Uchi hakerareru darou

Ima makesou de nakisou de
Kiete shimaisou na boku wa
Dare no kotoba wo
Sinji harukeba ii no ?
Hito tsushikanai
Korobore ga
Nan domo barabara ni warete
Kurushii naka de
Ima ikite iru (bis)

Haikei arigatou
Juu go no anata ni
Tsutaetai koto ga aru no desu
Jibun to wa nani de
Doko e mukau beki ka
Toi tsuzukereba miete kuru
Areta seishun no
Umi wa kibishii keredo
Asu no kishi beto
Yume no fune yo susume

Ima makenai de nakanai de
Kiete shimaisou na toki wa
Jibun no koe wo
Shinji arukeba ii no
Oto nano boku mo kizutsuite
Nemurenai yoru ha aru kedo
Nigakute amai
Ima ikite iru

Jinsei no
Subete ni imi ga aru kara
Osorezuni
Anata no yume wo sou datete
Lalala lalala lalala
Keep and believing
Lalala lalala lalala
Keep and believing
Keep and believing

Makasou de nakisou de
Kiete shimaisou na boku wa
Dare no kotoba wo shinji arukeba ii no
makenai de nakanai de
Kiete shimaisou na toki wa
Jibun no koe wa
Shinji arukeba ii no ?

Aa makenai de nakenai de
Kieteshimaisou na toki wa
Jibun no koe wo
Kanashimi wo shinjiarukeba ii no
Itsu no jidai mo
Sakete wa dore nai keredo
Egao wo misete
Ima ikite ikou (bis)

Aike kono tegami
Yonde iru anata ga
Shiawasena koto wo negaimasu

Puisi Untuk Kebahagiaan

Aku berharap..                                                                                                                                                                                       
Aku berharap selamanya akan tetap seperti ini
Saat kau hadir dalam hari-hariku
Saat itu juga aku mulai bermimpi

Aku yakini, sesuatu karna dirimu yang kini
Ketika kau datang menjemput kebahagiaan
Segala nya menjadi nyata
Segala nya terasa ada

Aku melangkah untuk dirimu yang ku tuju
Aku melangkah untuk sebuah keseriusan
Aku melangkah untuk jati diriku
Aku melangkah untuk mu
Langkah-langkah ku impian dari ku

Keseimbangan karena kekuatan
Aku terasa sempurna karna kau menyempurnakan
Hati ini terasa berlabuh
Berlabuh pada tempat yang indah , Berlabuh pada hati yang tulus
Hati ku telah berlabuh di tempat yang terindah, pada hatimu,,

By : Asry

Secondhand Serenade - Your call


Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry 
call I'm desperate for your voice 
Listening to the song we used to sing 
In the car, do you remember 
Butterfly, Early Summer 
It's playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet 


Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 

Stripped and polished, I am new, I am fresh 
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh 
Cause every breath that you will take 
when you are sitting next to me 
will bring life into my deepest hopes, What's your fantasy? 
(What's your, what's your, what's your...)

Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 

And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home 
x4 
(I know everything you wanted isn't anything you have) 

Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 

Cause I was born to tell you I love you 
and I am torn to do what I have to, to make you mine 
Stay with me tonight 
(I know everything you wanted isn't anything you have)

Banyak Hal


          Banyak hal di dunia ini yang tidak kita ketahui. Seperti asing rasanya, entah itu jalan hidup kita, takdir hidup kita ataupun tujuan hidup kita. Seperti ikan-ikan yang berenang di bawah ombak, hanya mengikuti alunan dan deburan ombak, tapi tak tahu kemana mereka akan berlabuh dan kemana ombak-ombak itu membawa mereka. Sama seperti burung, mereka terbang mengikuti angin, angin yang membawa mereka terbang hingga jauh, dan bila mereka melawan angin, maka mereka akan terjatuh. Itulah kehidupan, kita berjalan mengikuti arah, waktu, dan takdir.
         

          Banyak hal di dunia ini yang tidak kita inginkan. Diantaranya kematian. Bilamana kita berkata ingin selalu hidup dalam dunia ini, tapi garis tangan kita menentukan hal yang sebaliknya. Andaikata kematian kita berada di depan mata kita, di hadapan kita, kita tak perlu ragu untuk masuk ke dalam pintu ajaib tuhan, karena kita akan mendapatkan tempat sesuai dengan perbuatan kita di duniawi. Hal yang perlu kita takutkan adalah bagaimana perbuatan buruk kita menghukum kita di dunia lain, dan bagaimana perbuatan buruk itu kita rubah menjadi perbuatan yang baik.


          Banyak hal di dunia ini yang tak pernah di susun rapi sesuai keinginan kita. Terkadang hanya menjadi mimpi yang tak akan menjadi kenyataan. Bahkan hanya sekedar berharap sudah lebih dari cukup bagi kita. Khayalan kita akan selalu menjadi arang, semakin terbakar semakin habis dan tidak akan berguna lagi. Bagi segelintir orang, mereka lah penghayal yang abadi.


          Menuntut sikap yang adil, tetapi kita yang di adili. Menuntut mereka yang bersalah, tetapi kita yang selalu di salahkan.

          Hidup memang tak semudah membalikkan telapak tangan..

Titip DoaUntuk Ibu


                 Aku benci Ibu ku, dia tak pernah mengerti aku, buat apa aku memiliki seorang ibu dan bila pada akhirnya dia selalu menyalahkan ku. Surga ada di telapak kaki Ibu? Yang benar saja? Surga ya surga, gak ada surga di telapak kaki ibu.
                “Nak, Ibu mau kamu mengantarkan kue ini ke tetangga sebelah ya, ibu sudah tidak kuat jalan..” kata perempuan tua yang ku sebut ibu itu. Mengantarkan kue? Iyuh, tak ada yang lain apa? Shopping kek, hunting, atau syuting gitu yang di  perintah kan, baru aku akan mau menuruti nya.
                “Eh buk, kalo gak kuat jalan mending gak usah buat kue deh, nyusahin aja, Rina mau pergi jalan-jalan tauk sama temen-temen. Enak aja nyuruh-nyuruh, emang Gue Babu Lo..?” jawab ku membentak. Dasar ibu-ibu tua, Ngerepotin!

                Dalam beberapa hari ini aku sangat jijik melihat orang itu (Ibu). Setiap batuk selalu saja ada darah nya, udah kayak sakit berat aja. Udah miskin, penyakitan pula. Aku gak akan mau punya Ibu seperti itu, tapi sayang nya kenapa dia harus jadi Ibu ku? Tuhan itu bener-bener gak adil.
                “Rin, gak sembahyang dulu ke Pura? Sekarang kan ada Odalan di Pura. Ibu sudah buatkan canang sama banten keben. Malu sama orang, gak pernah ke Pura, kalo ibu sehat ibu pasti sudah tangkil.” Kata ibu-ibu tua itu.  “Bu, penting gitu ke Pura? Pergi aja sendiri. Sok-sok sakit lagi. Mati aja deh!  Hidup juga gak guna.”
                Ibu marah besar padaku. Katanya sih aku nyumpahin dia. Trus kalo dia udah marah  ngaruh gitu buat aku? Gak oke banget tuh ibuk-ibuk tua bauk tanah. Miskin bangeeettt…..
                “Halaah, paling juga nyampe pura Cuma duduk trus pulang. Bikin capek, mneding tidur di rumah.”
                “Kamu jangan macam-macam ya sama Sang Hyang Widhi, kamu tidak tau apa. Leluhur mu bisa marah kalau kamu tidak pernah sembahyang. Ibu sudah tidak bisa mendidik kamu lagi. Mungkin kalau ibu mati kamu baru sadar dan menderita. Tak pernah hormat pada Ibu dan Leluhur kamu.” Hahahahha… kayak balian banyak oceh.
                “Yaa.. mati dah , bagus lagi. Sekalian aja bakar diri, biar Rina gak susah-susah ngurusin mayat Ibu.”
                “Emang anak durhaka kamu Rina…”


                Seminggu kemudian doa ku terkabul, IBU MATI!  Hahaha… gak ada yang  ngelarang-larang aku sekarang. Bahkan aku bebas mau ngajak siapa ke rumah. Mau ngelakuin apa itu gak masalah. Aku bebas.. Bebaaaasss…..
                Arik pacar ku selalu aku suruh datang ke rumah dengan alasan Takut sendirian karna Ibu pergi. Dan dia pun dengan senang hati datang ke rumah. Setiap hari aku melakukan hubungan suami-istri dengan Arik, tapi ternyata setelah itu, aku hamil.
                Disinilah awal dari penderitaan ku, Arik pacar ku tak mau bertanggung jawab, dia bahkan mengatakan bahwa itu bukan anak nya. Padahal aku tidak pernah melakukannya dengan orang lain. “Aku bukan ayah dari anak itu. Aku tau kok kalau kamu itu pecun, sering tidur ama cowok lain.” Begitu yang sering di ucapkannya padaku setiap kali aku meminta pertanggung jawaban darinya.
                Dengan berat hati aku menggugurkan anak ini, tapi setelah itu aku mengalami penyakit yang begitu berbahaya. Kanker rahim.
               
               
                Ibu, seandainya kau masih di sini, aku tidak akan sendirian ibu. Ibu, Rina takut.
                “Ini akibat nya kalau kamu tidak punya etika dan sopan santun. Kamu juga durhaka pada Alm. ibu kamu. Sebaiknya usul paman kamu berdoa saja. Mungkin ini Karma Phala mu.” Kata paman menghibur ku.
                “Tapi Paman, aku… aku tidak bisa..” jawabku sambil meneteskan air mata penyesalan.
                “Tapi kenapa Rin? Paman yakin Ibu mu mau menerima doa permintaan maaf mu.”
                “Tapi… Rina.. Rina gak ngerti bagaimana caranya berdoa. Rina takut kalau rina salah berdoa.”
                “Kenapa sampai kamu tidak bisa berdoa? Kamu benar-benar….”
                “Maaf Paman. Boleh Rina minta satu permintaan pada Paman?” tanyaku berharap.
                “Apa?”
                “Tolong doakan ibu, tolong sampaikan permohonan maaf Rina ke Ibu. Rina titip doa untuk Ibu.”
                “Rinaa…”
                “Paman, tolong Rina. Bantu Rina.”
                “Baiklah, akan paman lakukan.” Mendengar jawaban itu hatiku sedikit lega. Tapi rasa sakit ini tidak dapat aku pungkiri. Sangat sakit. Mungkin inilah penderitaan yang pernah aku berikan pada Ibu ku. Mungkin inilah Karma ku. Ibu benar, leluhur akan marah besar pada ku.
                Yang bisa aku lakukan hanya lah satu. Pasrah. Aku hanya menitipkan doa ku untuk ibu ku yang kini berada di Surga. Aku titip kan doaku pada mu.. Paman...
                Sekarang aku percaya, bahwa surga berada di telapak kaki Ibu.

BUKAN MAUT . !


             Dia kembali menjadi Geisha yang pendiam dan tak banyak bicara. Ayah dan ibunya telah meninggalkannya dalam kecelakaan maut beberapa hari yang lalu, sebelum nya kakak nya meninggal akibat penyakit Tumor hati yang di derita nya. Kemanapun dia pergi tak seorang pun menerima nya. Mereka menganggap dia adalah pembawa sial. Sepanjang hari dia menghabiskan waktu nya hanya untuk menangis di makam ayah, ibu dan kakaknya Ruth. Dia merasa sendiri, tanpa seseorang yang mau menerima nya dengan segala kekurangannya.
                Memang, tak semua hal di dunia ini akan abadi, tak semua hal di dunia ini realistis. Hidup itu  mampu melawan maut, menembus badai dan mampu menyebrangi jurang yang begitu dalam. Hanya saja, jika kehendak kita untuk tetap bertahan ada, maka segala keajaiban di dunia ini akan terlihat meski dengan mata telanjang. Hal yang paling sederhana sekalipun akan menjadi luar biasa. Dia selalu mengartikan hidup itu tantangan, dia selalu mengartikan hidup itu ujian. Tapi, dia tak pernah tau, hidup itu indah, indah jika dia mampu membuat hidupnya lebih berarti dari sekarang. Kehilangan bukan hal yang mempu menjatuhkannya, bukan hal yang mampu memisahkan jarak antara dia dan kebahagiaannya. Setiap tetes air mata nya yang jatuh ke bumi pertiwi adalah setiap tetes kepiluan hati yang sangat tajam ketika tersentuh oleh tangan.
                Dia selalu bermimpi, orang-orang yang dia sayang hadir di tengah-tengah nya, tapi itu hanya mimpi yang tak mungkin akan menjadi sebuah kenyataan. ‘Bagaimanapun aku hanya seorang diri, aku hanya anak yang paling sial sepanjang sejarah…’ pikirnya dalam hati, ketika dia tersadar akan mimpinya. Dia selalu menginginkan dan berharap akan adanya malaikat pencabut nyawa yang datang padanya dan menghentikan setiap detak jantungnya, tapi kenyataannya, dia sangat tersiksa. Ejekan orang-orang dan cemooh yang dia terima cukup membuatnya sakit hati.
“Eeeh, ada anak pembawa sial disini, haha, mana ibuk bapak mu hah? Ih, malu deh gak punya keluarga, emang enak. Hahahah..” begitu setiap ada anak-anak seusianya yang bertemu dengannya mengejek. Tapi baginya itu hanyalah teriakan angin-angin yang tak pantas untuk di dengar. Dia tetap berdiri tegar, melihat keatas langit dan berkata. ‘Aku bukan pembawa sial.’
Ada saatnya dia kembali menangis dalam kesedihan nya. Begitu dia tak dapat menahan air matanya, dia selalu bersabar mengahadapi setiap rintangan hidupnya. Tapi sakit hati tetap sakit hati, tak dapat di bayar tapi dapat di rubah menjadi sebuah rumus kehidupan. Tak seperti yang dia bayangkan, hidupnya hanyalah untuk bahan tertawaan dan bahan ejekan orang-orang. Hidupnya baru akan berarti jika ada seseorang yang datang padanya dan mengatakan padanya “Kau pantas untuk dipuji akan kebesaran hatimu untuk tetap berada di dunia neraka ini.”
Hingga beberapa bulan lamanya dia mampu bertahan dalam kekacauan hatinya. Tak pernah mendapatkan kebahagiaan dan selalu di selimuti oleh rasa haru yang begitu dalam. Usianya mungkin akan berakhir pada umur 16 tahun ini.
Penyakit yang sama dengan kakak nya, Tumor Hati kini telah merebut setiap senti pertahanan tubuh nya. Dia selalu merasa kesakitan yang mencekik bagian dalam tubuhnya. Tak ada pengobatan, sama seperti kakak nya dulu. Bahkan hanya untuk berjalan mencari setetes air pun dia tak sanggup, hingga akhirnya hidup nya terhenti sampai disini. Jantung nya tak lagi berdetak, nadi nya terhenti. Wajahnya seketika memutih dan pucat, gerangan-gerangan nya kini tak terdengar lagi. DIA PERGI.
Banyak mata memandangnya sinis, membiarkan tubuh mungilnya tergeletak di pinggir kota. Orang-orang tak ada yang meliriknya bahkan mereka menganggap nya sampah masyarakat. Mereka yang melintasinya bahkan membuang sampah plastik ke arah nya. Hidup atau mati tetap saja pandangan orang tak pernah berubah padanya.
Seorang pengemis tua menemukannya, kakek itu menguburkan tubuhnya tepat di sebelah makam ayah, ibu, dan kakaknya. Kakek itu berdoa untuk perjalanannya kembali kepada sang pencipta. Begitu tulus pengemis tua itu. Dan kini Gadis yang menjadi cemooh orang sudah pergi untuk selamanya. Mengubur mimpi dan cita-cita nya di dunia neraka ini. Kini dirinya Tak Akan Pernah Kembali.


2 HAL YANG BERBEDA


“…………..Hay dunia, apa kabar? Hari ini aku berhasil bangun dari tidurku. Entah apa yang akan terjadi pada ku selanjutnya. Tapi aku tidak akan memperdulikan nya.
            Hay dunia, apakah ada cerita baru hari ini? Aku ingin mendengarkan nya. Aku rasa aku ingin hidup ratusan tahun lagi. Aku ingin menjadi seseorang yang berguna, tidak menyusahkan siapapun. Aku ingin hidup atas perjuangan ku sendiri.
Hay malaikat-malaikat ku, terimakasih atas segala pengorbanan kalian. Aku bersyukur dapat berada di dunia ini walau hanya sebentar. Mungkin aku memang harus meninggalkan dunia ini. Kanker membuat ku ikhlas untuk pergi. Tapi aku takut , aku takut menyakiti orang-orang yang aku sayang, terlebih lagi ‘RENDY’  …….”
                                                                                                                        JANUARI  2012


“Rendy? Kamu gak apa-apa kan?” tanya seorang gadis di sebelah ku. Siska namanya. Dia adalah teman baik ku sekaligus teman pacar ku, Rini. “Iya sis.” Jawab ku seadanya.
Rini pacar ku, gadis berumur 17 tahun, sangat baik dan pintar. Sebulan yang lalu dia pergi meninggalkan ku dan semua kenangan kita. Hatiku sakit. Gadis itu telah berada di hidup ku selama 2 tahun 4 bulan. Tapi, sekalipun dia tidak pernah jujur padaku bahwa dia mengidap penyakit kanker otak. Aku mengetahui itu ketika saat-saat terakhir dia berada di dunia ini. Wajahnya begitu cantik dan manis. Aku sangat menyayangi nya, jujur aku sangat kehilangan gadis itu. Kanker telah merebut Rini dari ku, aku tak tahu apakah hati ku akan tetap baik-baik saja atau mungkin sebaliknya. Tapi, setelah kejadian itu, setalah Rini pergi dariku, aku merasakan ada segores luka di hatiku. Entah akan bertahan lama atau akan hilang seiring dengan berjalan nya waktu.
Siska, dia memiliki indra ke-6 , dia sering kali melihat sosok Rini yang berdiri menghadap ku, dia selalu bilang ‘Rini di sini untukmu.’ Dan tapi kenapa aku tidak dapat melihat nya? Kenapa?
Sore ini, aku kembali duduk di kursi taman sekolah. Tidak ada siapapun disini kecuali aku dan Siska. Dia memberikan ku secarik kertas kecil yang diambilnya dari kamar Rini beberapa hari yang lalu karena perintah dari Rini. Aku merasa tak berguna karena aku tak pernah tau akan apa yang terjadi pada gadis ku. Ya, aku hanya bisu.
“Ren, Rini di sini.” Kata Siska. Aku tak tahu apakah aku harus merasa senang ataukah sedih. “Percuma sis, Cuma kamu yang bisa ngeliat, aku gak bisa.” Jawabku
“Aku bisa bantu kamu menemui Rini. Aku tau kamu kangen dia, aku tau setelah kamu baca surat itu kamu sangat kehilangan dia.”
“Sis, aku bisa apa? Aku Cuma bisa denger kamu bilang kalo Rini di sini, tapi aku ? aku gak tau apa-apa. Kalo emang kamu bisa bantuin aku ketemu sama dia, buktikan.” Kemudian Siska menyuruh ku menutup mataku, dan ketika ada aba-aba, aku diminta nya untuk membuka mataku. Ketika aku membuka mata, benar saja. RINI.
Wajahnya masih sama seperti dulu, dia masih sangat cantik dan manis, hanya  saja matanya tidak seperti dulu, tatapan nya dingin dan kosong. Dia bukan seperti aku lagi, dia makhluk halus, bukan manusia. “Rin… ini kamu? Aku kangen sama kamu. Kenapa kamu pergi secepat itu tanpa mengucapkan apa-apa padaku. Rin, aku ingin kamu selalu ada di samping aku, bukannya pergi dari aku.”
Kedua bola mata itu mengeluarkan setetes air,hanya saja berbeda. Air mata yang dikeluarkannya seperti bola Kristal. “Rendy, maafin Rini, Rini tau ini akan berat buat kita. Tapi kamu harus tau, Rini selalu sama kamu.  Rini selalu minta bantuan Siska untuk apapun yang Rini mau. Jika suatu saat nanti kita berjodoh, Rini yakin kita akan bertemu dalam dunia yang berbeda. Percaya sama Rini, Rini selalu sayang kamu.” Suaranya begitu lembut dan indah.
“Apa kita tidak bisa bersama? Hanya beberapa waktu?”
“Kita tidak mungkin bisa sama-sama sekarang. Dunia kita berbeda. Dulu, aku dan kamu menjadi kita, dan sekarang aku adalah aku, dan kamu adalah kamu. Jangan sesali apa yang terjadi pada kita, kita adalah 2 hal yang berbeda. Kelak ketika kamu kangen sama aku, kamu tinggal bersiul.  Aku pasti akan ada buat kamu. Sebulan ini, apa yang kamu lakukan?”
“Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya menunggu waktu. Aku ingin kembali ke saat-saat kita pacaran dulu. Tapi….”
“Rendy, maaf, aku harus pergi.” Dan ketika itu Rini pergi dengan sangat cepat. Bahkan untuk mendengarkan ku pun dia tak sempat. Apa ini yang dinamakan sayang? Sedikit pun dia tak mengubris ku. Aah…
“Dia hanya tak bisa berlama-lama berada di dunia kita. Bukan karena dia tidak sayang kamu ren, kalian berbeda sekarang. Kalian bukan berada pada dunia yang sama, ikhlaskan. Dia datang kesini untuk meminta mu mengikhlaskan dia. Bukan apa-apa.” Kata siska yang sedari tadi hanya duduk terpaku melihat ku. Mungkin kali ini ada benarnya juga. Bagaimanapun aku harus melupakan Rini, bukan berarti aku tidak sayang. Tapi karena aku inginkan dia bahagia di dunia barunya. Aku tidak ingin mengikatnya di duniawi. Aku akan belajar untuk mengikhlaskannya. Demi dia, aku rela. Meski hatiku harus pedih, aku akan rela.


Ku berjalan terus tanpa henti
Dan dia pun kini telah pergi
Ku berdoa di tengah
Indahnya dunia
Ku berdoa untuk dia yang kurindukan

Memohon untuk tetap tinggal
Dan jangan engkau pergi lagi
Berselimut di tengah dingin dunia
Berselimut dengan dia yang kurindukan

Would it be nice to hold you ..
Would it be nice to take you home..
Would it be nice to kiss you..

Memohon untuk tetap tinggal
Dan jangan engkau pergi lagi
Bernyanyilah na na na na na
Bernyanyilah untuk dia yang kurindukan

Would it be nice to hold you ..
Would it be nice to take you home ..
Would it be nice to kiss you..

Jangan pernah lupakan aku
Jangan hilangkan diriku
Jangan pernah lupakan aku
Jangan hilangkan diriku
Jangan pernah lupakan aku
Jangan pergi dari aku

Páginas

Translate Language

Followers