wellcome back ๐
Waaahhh, akhirnya bisa kebuka juga ini blog๐ sudah lama blog ini berdebu, wellcome back my blog, wellcome pembaca setia ๐
Rabu, Juli 01, 2015 | |
SEHARUSNYA AKU TAK ADA
Bulan yang sangat indah,
ya November. Bulan ini adalah bulan dimana kakak ku menjalani proses sebelum
wisuda , atau biasa kita kenal dengan istilah Yudisium. Dan di bulan ini 4 dari
saudara ku umurnya bertambah. Otanjoubi omedeto …
Awal bulan ini menjadi bulan
yang paling buruk untuk ku. entah mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi.
Beberapa penyakit datang menghampiri ku, menjenguk ku. “Bu, aku takut kalau
harus pergi sekarang.” Ucap ku tengah berbisik. Perasaan ku tak menentu. Merasa
sudah dekat dan semakin dekat waktu ku. Ibu hanya bisa menangis melihat ku
dalam keadaan sakit , bahkan untuk makan pun aku tak bisa. Entah apa yang saat
itu terjadi. “Kamu harus kuat, harus bisa bertahan.” Jawabnya dengan sangat
lembut.
Malam minggu, aku
merasakan tubuh ku sepertinya kosong. Sakit sekali rasanya. Bahkan aku tak tahu
aku dimana. Aku ingat kata-kata terakhir yang aku ucapkan “Bu, ini dimana ?
kenapa semuanya gelap ? aku dimana ? aku mau di peluk, aku takut gak mau ikut
ke sana. Disana gelap.” Kataku pada ibu. Dia hanya mengangguk dan memeluk ku
dengan erat, menunggu ayah yang sedang bingung mencari bantuan dari
saudara-saudara. Setelah itu semua nya terasa tenang. Aku merasakan hanya ada
aku di sana. Entah aku berada dimana aku tak tahu, bahkan aku tak ingin
meninggalkan dunia yang sedang aku lihat saat ini.
Jam menunjukkan pukul
02.00, aku merasa ada benda tajam di tangan kiri ku. Ya, impus. Setengah sadar
aku melepaskan oksigen yang melekat, aku takut dan heran. Setelah sadar penuh
aku tahu bahwa saat itu aku berada di Rumah Sakit. “Kok disini ? emang tadi
kenapa ?” tanya ku heran. Tapi masih dengan kondisi lemah, bangun, makan,
bahkan menoleh pun tak bisa. Ini benar-benar kesakitan yang aku rasakan. Sangat
sakit .
Selasa, 12 bulan 11
tahun 2013 aku mendengar kabar bahwa teman ku sewaktu SMA sudah tak ada lagi di
dunia ini. Perasaan sedih dan kesakitan campur aduk. Sangat ingin menjenguk,
tapi aku masih tak bisa bangun, apalagi untuk berjalan. Sangat susah rasanya,
meskipun mampu itupun masih dengan bantuan dari ayah, ibu, suster dan yang
lain. Dalam hati aku menangis melihat mereka yang tak pernah bisa tersenyum
semenjak aku di rumah sakit. Ibu, dalam sehari sesuap nasi pun tak ada yang
masuk ke dalam perut nya. Ayah yang memberi tau ku, untuk membujuk nya makan.
Aku sangat merasa bersalah. Aku sadar, dari kecil hingga saat ini aku sangat
menyusah kan.
Ini adalah hari yang
sangat menentukan hidup matinya aku. Ada tiada nya aku kembali di dunia ini. 13
– 11 – 13, menjepit angka 11 di tengah-tengah angka 13. Yang aku rasakan tak
bernyawa, melihat sekeliling dan berkata “Ini bukan dunia ku, ini bukan alam
ku” dalam satu hari aku tak bisa bangun, makan, bicara ataupun yang lainnya.
Perut ku mual, hanya bisa muntah. Sahabat ku ada di sana, aku melihatnya tapi aku
tak bisa yakin bahwa saat itu yang aku lihat dia. Karna di sekeliling ku tak
ada makhluk yang aku kenali, bahkan aku membuka mata dalam keadaan ketakutan. Aku
tak berani mengatakan nya pada siapapun. Hanya aku sendiri yang berada dalam
dunia itu.
Saat-saat dimana aku
sangat terganggu, tepat pukul 06.00 sore. Nafas ku susah, dadaku sakit,
semuanya gelap, sama seperti malam minggu yang telah aku ceritakan di atas.
Yang aku rasakan sangat tak biasa, seperti ada yang memainkan roh ku. di angkat
ke atas dan di lempar dengan sangat keras. Aku tak kuat dalam keadaan itu “Hari
ini hari terakhir ku di sini. Ia, sekarang saat nya aku pergi.” Pikir ku dalam
hati. Tapi di saat yang bersamaan aku mendengar kata-kata ini “Kalo boleh, ayah
yang akan menggantikan posisi mu di sini. Kalo perlu ayah yang akan berbaring
di sini. Ini lebih sakit dari apapun. Perasaan orang tua melihat anaknya lemah
seperti mati. Tolong kasi tau, maunya apa sekarang? Pasti ayah turutin. Banyak
yang sayang sama kamu.” Aku hanya bisa mendengar, tapi tak bisa melihat.
Meskipun mata ku terbuka, tapi aku tak lihat apapun, gelap, semuanya gelap. Gak
ada cahaya.
Tapi, ada satu ucapan di
sana yang menyelamatkan ku, aku tak tau ini berasal dari siapa, yang mengatakan
siapa, tapi ada seseorang di samping ku yang memeluk ku dan berbisik “Katanya
mau mebayuh ? Jadi ? lagi seminggu itu otonan kamu, kamu mau kan otonan ? mau
kan bantu ibuk ?” ya, ini Ibu ku. setelah kata-kata itu terucap, aku melihat
satu cahaya, dan cahaya itu mengarah ke seorang laki-laki tua dengan pakaian
putih. Aku masih ingat laki-laki itu. Kakek…
Makasi buat
saudara-saudara yang sudah membantu ku melewati masa-masa ini, terimakasih
untuk semuanya. karna kalian aku masih diberi kesempatan. Meskipun aku tau
kesempatan ini tak akan lama, tapi aku akan berusaha untuk menjadi kuat.
Meskipun kesempatan ini tinggal menghitung hari, tapi aku ingin waktu ku di
perpanjang. Dan aku tau, kapan saat nya
aku pergi. Aku tau, hari dimana aku akan
terlepas dari dunia ini. Dan yang akan menghantarkan ku adalah Kumpi .
Sabtu, Januari 11, 2014 | |
WISHING
Ku tuliskan sebuah puisi
untukmu, bertuliskan sebuah perasaan ku padamu, berangan-angan untuk mencapai
kebahagiaan , yang akan ku dapatkan dari hatimu.
Ku pejamkan mata dan
kubayangkan keindahan, bagaimanapun aku akan bercerita, pada dunia ku, dan pada
dunia kita kelak nanti.
Ku bermimpi untuk menjadi
kita, dalam satu hal yang kusebut cinta, akan ku pastikan bahwa itu ada, dan
kembali pada kesempurnaan.
Ku raih bintang tertinggi di
angkasa, ku sebut janji rindu yang bahagia, melukiskan aku dan kamu dalam satu
kanvas, di atas langit kita kan bersama.
Dan…
Bila nanti aku harus pergi,
aku harap itu bukan atas kehendak ku, dan bukan atas dunia ku yang merubah
segalanya, begitupun sebaliknya.
Bila nanti kita berpisah,
aku harap perpisahan itu bukan atas dasar keinginan, melainkan takdir yang akan
mempertemukan kita nanti di surga.
Bila nanti kita berjanji,
aku berharap janji itu adalah bagian dari kesempurnaan.
Aku berharap, kita akan
tetap menjadi kita di atas kedamaian, menjadi santun dalam hubungan ini.
Aku berharap kau akan selalu
hadir dalam hari-hariku, menyambung di setiap mimpi-mimpiku.
Saat kau hadir, segalanya
terasa indah, segala sesuatu nya ada.
Dan saat kau hadir dengan
cinta, segalanya sempurna, segala sesuatu nya nyata.
Sabtu, Januari 11, 2014 | |
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
AsryListya (AL). Diberdayakan oleh Blogger.
Who's Come
Recent Comments
I LOVE IT !
I Love My Self :)
- "KENANGAN TERINDAH"
Chat Me
The Story
My Imagine
wellcome back ๐
Waaahhh, akhirnya bisa kebuka juga ini blog๐ sudah lama blog ini berdebu, wellcome back my blog, wellcome pembaca setia ๐
SEHARUSNYA AKU TAK ADA
Bulan yang sangat indah,
ya November. Bulan ini adalah bulan dimana kakak ku menjalani proses sebelum
wisuda , atau biasa kita kenal dengan istilah Yudisium. Dan di bulan ini 4 dari
saudara ku umurnya bertambah. Otanjoubi omedeto …
Awal bulan ini menjadi bulan
yang paling buruk untuk ku. entah mengapa dan bagaimana hal ini bisa terjadi.
Beberapa penyakit datang menghampiri ku, menjenguk ku. “Bu, aku takut kalau
harus pergi sekarang.” Ucap ku tengah berbisik. Perasaan ku tak menentu. Merasa
sudah dekat dan semakin dekat waktu ku. Ibu hanya bisa menangis melihat ku
dalam keadaan sakit , bahkan untuk makan pun aku tak bisa. Entah apa yang saat
itu terjadi. “Kamu harus kuat, harus bisa bertahan.” Jawabnya dengan sangat
lembut.
Malam minggu, aku
merasakan tubuh ku sepertinya kosong. Sakit sekali rasanya. Bahkan aku tak tahu
aku dimana. Aku ingat kata-kata terakhir yang aku ucapkan “Bu, ini dimana ?
kenapa semuanya gelap ? aku dimana ? aku mau di peluk, aku takut gak mau ikut
ke sana. Disana gelap.” Kataku pada ibu. Dia hanya mengangguk dan memeluk ku
dengan erat, menunggu ayah yang sedang bingung mencari bantuan dari
saudara-saudara. Setelah itu semua nya terasa tenang. Aku merasakan hanya ada
aku di sana. Entah aku berada dimana aku tak tahu, bahkan aku tak ingin
meninggalkan dunia yang sedang aku lihat saat ini.
Jam menunjukkan pukul
02.00, aku merasa ada benda tajam di tangan kiri ku. Ya, impus. Setengah sadar
aku melepaskan oksigen yang melekat, aku takut dan heran. Setelah sadar penuh
aku tahu bahwa saat itu aku berada di Rumah Sakit. “Kok disini ? emang tadi
kenapa ?” tanya ku heran. Tapi masih dengan kondisi lemah, bangun, makan,
bahkan menoleh pun tak bisa. Ini benar-benar kesakitan yang aku rasakan. Sangat
sakit .
Selasa, 12 bulan 11
tahun 2013 aku mendengar kabar bahwa teman ku sewaktu SMA sudah tak ada lagi di
dunia ini. Perasaan sedih dan kesakitan campur aduk. Sangat ingin menjenguk,
tapi aku masih tak bisa bangun, apalagi untuk berjalan. Sangat susah rasanya,
meskipun mampu itupun masih dengan bantuan dari ayah, ibu, suster dan yang
lain. Dalam hati aku menangis melihat mereka yang tak pernah bisa tersenyum
semenjak aku di rumah sakit. Ibu, dalam sehari sesuap nasi pun tak ada yang
masuk ke dalam perut nya. Ayah yang memberi tau ku, untuk membujuk nya makan.
Aku sangat merasa bersalah. Aku sadar, dari kecil hingga saat ini aku sangat
menyusah kan.
Ini adalah hari yang
sangat menentukan hidup matinya aku. Ada tiada nya aku kembali di dunia ini. 13
– 11 – 13, menjepit angka 11 di tengah-tengah angka 13. Yang aku rasakan tak
bernyawa, melihat sekeliling dan berkata “Ini bukan dunia ku, ini bukan alam
ku” dalam satu hari aku tak bisa bangun, makan, bicara ataupun yang lainnya.
Perut ku mual, hanya bisa muntah. Sahabat ku ada di sana, aku melihatnya tapi aku
tak bisa yakin bahwa saat itu yang aku lihat dia. Karna di sekeliling ku tak
ada makhluk yang aku kenali, bahkan aku membuka mata dalam keadaan ketakutan. Aku
tak berani mengatakan nya pada siapapun. Hanya aku sendiri yang berada dalam
dunia itu.
Saat-saat dimana aku
sangat terganggu, tepat pukul 06.00 sore. Nafas ku susah, dadaku sakit,
semuanya gelap, sama seperti malam minggu yang telah aku ceritakan di atas.
Yang aku rasakan sangat tak biasa, seperti ada yang memainkan roh ku. di angkat
ke atas dan di lempar dengan sangat keras. Aku tak kuat dalam keadaan itu “Hari
ini hari terakhir ku di sini. Ia, sekarang saat nya aku pergi.” Pikir ku dalam
hati. Tapi di saat yang bersamaan aku mendengar kata-kata ini “Kalo boleh, ayah
yang akan menggantikan posisi mu di sini. Kalo perlu ayah yang akan berbaring
di sini. Ini lebih sakit dari apapun. Perasaan orang tua melihat anaknya lemah
seperti mati. Tolong kasi tau, maunya apa sekarang? Pasti ayah turutin. Banyak
yang sayang sama kamu.” Aku hanya bisa mendengar, tapi tak bisa melihat.
Meskipun mata ku terbuka, tapi aku tak lihat apapun, gelap, semuanya gelap. Gak
ada cahaya.
Tapi, ada satu ucapan di
sana yang menyelamatkan ku, aku tak tau ini berasal dari siapa, yang mengatakan
siapa, tapi ada seseorang di samping ku yang memeluk ku dan berbisik “Katanya
mau mebayuh ? Jadi ? lagi seminggu itu otonan kamu, kamu mau kan otonan ? mau
kan bantu ibuk ?” ya, ini Ibu ku. setelah kata-kata itu terucap, aku melihat
satu cahaya, dan cahaya itu mengarah ke seorang laki-laki tua dengan pakaian
putih. Aku masih ingat laki-laki itu. Kakek…
Makasi buat
saudara-saudara yang sudah membantu ku melewati masa-masa ini, terimakasih
untuk semuanya. karna kalian aku masih diberi kesempatan. Meskipun aku tau
kesempatan ini tak akan lama, tapi aku akan berusaha untuk menjadi kuat.
Meskipun kesempatan ini tinggal menghitung hari, tapi aku ingin waktu ku di
perpanjang. Dan aku tau, kapan saat nya
aku pergi. Aku tau, hari dimana aku akan
terlepas dari dunia ini. Dan yang akan menghantarkan ku adalah Kumpi .
WISHING
Ku tuliskan sebuah puisi
untukmu, bertuliskan sebuah perasaan ku padamu, berangan-angan untuk mencapai
kebahagiaan , yang akan ku dapatkan dari hatimu.
Ku pejamkan mata dan
kubayangkan keindahan, bagaimanapun aku akan bercerita, pada dunia ku, dan pada
dunia kita kelak nanti.
Ku bermimpi untuk menjadi
kita, dalam satu hal yang kusebut cinta, akan ku pastikan bahwa itu ada, dan
kembali pada kesempurnaan.
Ku raih bintang tertinggi di
angkasa, ku sebut janji rindu yang bahagia, melukiskan aku dan kamu dalam satu
kanvas, di atas langit kita kan bersama.
Dan…
Bila nanti aku harus pergi,
aku harap itu bukan atas kehendak ku, dan bukan atas dunia ku yang merubah
segalanya, begitupun sebaliknya.
Bila nanti kita berpisah,
aku harap perpisahan itu bukan atas dasar keinginan, melainkan takdir yang akan
mempertemukan kita nanti di surga.
Bila nanti kita berjanji,
aku berharap janji itu adalah bagian dari kesempurnaan.
Aku berharap, kita akan
tetap menjadi kita di atas kedamaian, menjadi santun dalam hubungan ini.
Aku berharap kau akan selalu
hadir dalam hari-hariku, menyambung di setiap mimpi-mimpiku.
Saat kau hadir, segalanya
terasa indah, segala sesuatu nya ada.
Dan saat kau hadir dengan
cinta, segalanya sempurna, segala sesuatu nya nyata.
Langganan:
Postingan (Atom)